Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Pascasarjana Ulas Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas

Pemaparan Materi oleh M. Riza Damanik PhD, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Foto : Humas Pascasarjana)

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga kembali menggelar kuliah tamu yang rutin mengundang pembicara untuk memberikan materi seputar strategic leadership. Kuliah tamu yang terselenggara pada Sabtu (24/02/2024) menghadirkan M. Riza Damanik PhD, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Kegiatan itu bertempat di Ruang Majapahit, Gedung ASEEC Tower, Universitas Airlangga. 

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Transformasi Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045”. Selain pembicara, acara itu juga dihadiri langsung oleh Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof Badri Munir Sukoco SE MBA PhD dan mahasiswa tingkat S2-S3 Universitas Airlangga.

Dalam sambutannya, Prof Badri Munir Sukoco SE MBA PhD menyampaikan bahwa salah satu visi dari Sekolah Pascasarjana UNAIR adalah membentuk jiwa kepemimpinan yang transformatif. UNAIR berharap, lanjut Prof Badri, nantinya mahasiswa yang lulus dari Sekolah Pascasarjana bisa memberikan kontribusi nyata untuk Indonesia. 

Prof Badri menekankan bahwa perlu untuk memahami arah pembangunan bangsa untuk bisa ikut terlibat dalam proses di dalamnya. “Negara kita seharusnya bisa memiliki pendapatan perkapita yang setara dengan negara maju lainnya. Tugas kita sebagai mahasiswa dan akademisi adalah meningkatkan awareness, interest, desire, dan action masyarakat untuk mencapai hal tersebut,” ujar Prof Badri.

Kegiatan berikutnya adalah pemaparan materi oleh M. Riza Damanik PhD, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Ia membuka materinya dengan menunjukkan data terkait peluang ekonomi biru atau ekonomi kelautan Indonesia pada tahun 2045. 

“Sebuah studi menyatakan bahwa Indonesia mungkin menjadi negara terkuat keempat di dunia pada tahun 2024. World Bank juga menyatakan untuk mencapai hal tersebut, Indonesia perlu menciptakan lapangan kerja kelas menengah karena 99% pelaku usaha di Indonesia saat ini adalah usaha mikro,” papar Riza.

Selanjutnya, Riza menjelaskan bahwa usaha mikro di Indonesia yang sebagian besar berada di pedesaan berupa pertanian, peternakan, perkebunan, sisanya adalah pedagang kecil (kelontong). “Terdapat 3 isu prioritas untuk meningkatkan pendapatan perkapita menjelang 2045 yaitu inovasi teknologi dan digitalisasi, hilirisasi, serta keunggulan domestik. Salah satu keunggulan domestik Indonesia adalah ekonomi kelautan,” ucap Riza.

Tantangan besar dari pengembangan ekonomi kelautan menurut Riza yaitu indeks kesehatan laut dan indeks ekonomi biru Indonesia yang masih tergolong rendah. Ia kemudian mengungkapkan 3 agenda akseleratif yang dapat mendukung transformasi ekonomi biru. 

“3 cara yang dapat mendukung transformasi ekonomi biru yaitu fokus pada sektor prioritas kelautan. Selama ini kita hanya fokus pada perikanan dan kelautan sehingga perlu untuk berinvestasi pada sektor lain seperti industri pergaraman atau marine biotechnology. Selain itu, perlu reformasi lembaga kelautan dan perbaikan kualitas dan kuantitas lapangan kerja di laut,” pungkas Riza.

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Nuri Hermawan