Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Pascasarjana Ulas Ketahanan Energi Menuju Indonesia Maju

Pembukaan kuliah tamu Pascasarjana UNAIR, Strategic Leadership “Ketahanan Energi Menuju Indonesia Maju 2045” (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga kembali menggelar kuliah tamu yang rutin mengundang pembicara untuk memberikan materi seputar strategic leadership. Kuliah tamu yang terselenggara pada Senin (4/3/2024) menghadirkan Kepala SKK Migas, Prof (HC UNP) Dr Ir Dwi Soetjipto, M M. Kegiatan itu bertempat di Ruang Majapahit, Gedung ASEEC Tower, Universitas Airlangga dan terbuka bagi umum melalui Zoom Meeting.

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Ketahanan Energi Menuju Indonesia Maju 2045”. Selain pembicara, acara itu juga dihadiri langsung oleh Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof Badri Munir Sukoco SE MBA PhD dan mahasiswa S2-S3 Sekolah Pascasarjana UNAIR, serta mahasiswa internship dari Kumamoto University, Jepang.

Prof Dwi Sucipto membuka materi dengan menjelaskan bahwa manajemen strategi merupakan hal yang dekat dengan kehidupan manusia, bahkan sejak kecil. Ia kemudian menjelaskan bahwa manajemen strategi bisa digunakan untuk mengelola suatu hal yang sederhana hingga yang sulit.

“Dalam manajemen strategi perencanaan merupakan hal yang penting. Namun, seringkali yang menjadi lebih krusial adalah bagaimana rencana yang sudah tersusun itu untuk akhirnya bisa tereksekusi dengan baik,” ujar Prof Dwi.

Selanjutnya, Prof Dwi menjelaskan bahwa menurut buku Strategic Management Fred & Forest, terdapat 10 tugas dasar untuk strategi proses eksekusi. Ia menyimpulkan 10 tugas dasar tersebut menjadi 3 area penting yaitu resources, organization, dan business process. 

Prof Dwi lanjut menyampaikan bahwa topik ketahanan energi sangat tepat untuk menjadi topik diskusi karena sebentar lagi akan ada pergantian kekuasaan dalam pemerintahan. “Tiga elemen penting dalam kedaulatan negara salah satunya adalah energi,” ungkap Prof Dwi.

Sat ini, sambung Prof Dwi, situasi dunia terkait ketahanan energi termasuk dinamis dan menantang. Prof Dwi ungkap ada 3 faktor utama yang mendorong hal tersebut bisa terjadi. 

“3 faktor utama dari kondisi menantang dalam ketahanan energi adalah kondisi ekonomi dunia yang sedang mengalami masa pemulihan, trilema energi dan transisi energi. Trilema energi meliputi security, affordability, dan sustainability,” tutur Prof Dwi. 

Pada akhir presentasinya, Prof Dwi menuturkan terkait pentingnya dukungan terhadap ketahanan energi. Ketahanan energi dapat tercapai, lanjutnya, apabila adanya pemanfaatan komoditas yang strategis. 

“Kita perlu untuk mendukung ketahanan energi dengan mendukung hilirisasi dan penguatan industri dalam negeri. Selain itu, kita perlu mendukung pengembangan energi terbarukan dan melakukan transisi energi yang dapat menjadi sumber penerimaan besar bagi negara Indonesia,” pungkas Prof Dwi. 

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Nuri Hermawan