Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Pascasarjana UNAIR Bahas Kepemimpinan Strategis untuk Energi Berkelanjutan

Wiko Migantoro selaku Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dalam Kuliah Tamu Kepemimpinan Strategis dalam Energi Berkelanjutan Mewujudkan Indonesia Maju 2045 (Foto: Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Energi berkelanjutan menjadi isu krusial di tengah tantangan global, seperti perubahan iklim dan geopolitik yang mempengaruhi industri energi. Menyadari hal tersebut, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kuliah tamu bertajuk Kepemimpinan Strategis dalam Energi Berkelanjutan Mewujudkan Indonesia Maju 2045. Kuliah tamu berlangsung pada Jumat (6/12/2024) secara hybrid di Ruang Majapahit, Gedung ASEEC Tower UNAIR, dan via Zoom Meeting. Kuliah tamu ini menghadirkan Wiko Migantoro, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), sebagai pembicara utama. 

Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR, Prof Badri Munir Sukoco SE MBA PhD, membuka acara dengan menekankan bahwa energi adalah elemen esensial pembangunan bangsa. “Ketahanan bangsa hanya dapat tercapai melalui kemandirian energi. Dengan konsep pentahelix, Indonesia memiliki peluang besar untuk menciptakan kemandirian dan keberlanjutan energi,” paparnya.

Dalam paparannya, Wiko menegaskan perlunya transformasi paradigma kepemimpinan di industri energi. Ia menyebut, transformasi bisa kita lakukan dengan mengubah paradigma dari profit-driven yang berfokus pada keuntungan finansial, menjadi purpose-driven yang menitikberatkan pada dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. “Pemimpin masa depan harus memiliki visi luas yang mengintegrasikan keuntungan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Wiko menguraikan beberapa pendekatan strategis yang perlu pemimpin pahami dalam sektor energi. Salah satunya Multi-Level System Thinking yang mengharuskan pemimpin melihat industri energi sebagai sistem kompleks yang mencakup aspek teknologi, ekonomi, dan sosial. Stakeholder Inclusion juga penting, mengingat energi melibatkan berbagai pihak, dari regulator hingga konsumen akhir, sehingga perlu ada kolaborasi lintas sektor. 

“Selain itu, Disruptive Innovation, yang mencakup pemanfaatan teknologi dan energi terbarukan serta digitalisasi proses, berperan sebagai pendorong pertumbuhan baru dalam industri energi. Terakhir, Long-Term Activation menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya energi dengan visi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang,” ungkap Wiko. 

Wiko menjelaskan bahwa strategi pertumbuhan ganda (dual growth strategy) yang telah Pertamina laksanakan berfokus pada penguatan ketahanan energi nasional. Strategi itu juga penting pengembangan bisnis rendah karbon. Ia menyebut, strategi ini sangat penting untuk menjawab tantangan energi nasional dan mendukung visi pemerintah mengenai swasembada energi. “Fokus pada peningkatan produksi hulu migas dan kilang minyak memberikan peluang besar. Terutama dengan potensi bisnis gas serta pengembangan infrastruktur,” ujarnya. 

Dalam mendukung ekonomi hijau, Pertamina menyoroti potensi besar geothermal sebagai sumber energi terbarukan (EBT). Geothermal juga dapat menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional. Wiko mengungkapkan Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar kedua di dunia, dengan kapasitas 24 GWE.

 “Geothermal dipilih sebagai sumber EBT yang paling potensial untuk menjadi base load dan mengurangi impor BBM. Dalam mewujudkan hal tersebut, penting untuk melakukan kolaborasi lintas sektor melalui konsep pentahelix yang melibatkan pemerintah, bisnis, komunitas, media, dan akademisi,” tambah Wiko.

Penulis: Hana Mufidatuz Zuhrah

Editor: Edwin Fatahuddin