Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Pascasarjana UNAIR Dorong Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Nasional

Prof Dr Suparto Wijoyo SH MHum (kiri) bersama Prof Dr Erwin Astha Triyono dr SpPD KPTI FINASIM MARS (kanan) dalam pelaksanaan kuliah tamu (Foto: Istimewa)
Prof Dr Suparto Wijoyo SH MHum (kiri) bersama Prof Dr Erwin Astha Triyono dr SpPD KPTI FINASIM MARS (kanan) dalam pelaksanaan kuliah tamu (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sikapi isu kesehatan nasional, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) gelar kuliah tamu. Bertempat di Ruang Aula Internasional V-Dharmawangsa, Gedung Pascasarjana Kampus Dharmawangsa-B UNAIR, kegiatan tersebut mengusung tajuk Sistem Kesehatan Nasional: Tantangan dan Upaya Solusi Berbasis Strategic Leadership

Kuliah tamu pada Sabtu (3/5/2025) tersebut menghadirkan pembicara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof Dr Erwin Astha Triyono dr SpPD KPTI FINASIM MARS. Hadir memberikan sambutan, Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana UNAIR, Prof Dr Suparto Wijoyo SH MHum. 

Prof Suparto menjelaskan bahwa kesempatan bertemu dan berdiskusi bersama dengan ahlinya merupakan kesempatan yang harus benar-benar dimanfaatkan. “Prof Erwin ini siap memfasilitasi dan membuka data kesehatan Jawa Timur baik statistik, antropologi, dan sosiologi. Jadikan ini kesempatan untuk berdiskusi terkait sistem kesehatan nasional dengan pemikiran kritis,” jelasnya. 

Prof Erwin dalam pemaparan materinya mengungkapkan bahwa saat ini masih banyak isu-isu kesehatan yang kompleks. Mulai dari stunting, angka kematian ibu dan bayi, tuberkulosis (TBC), hingga HIV. “Jadi tugas kami di provinsi cenderung untuk lebih mengutamakan cara berpikir. Intinya kalau ketemu stunting, cari terkait pola asuh, akses makanan, atau karena penyakit,” sebutnya.

Pelaksanaan Kuliah Tamu Sekolah Pascasarjana UNAIR bertajuk Sistem Kesehatan Nasional: Tantangan dan Upaya Solusi Berbasis Strategic Leadership (Foto: Istimewa)
Pelaksanaan Kuliah Tamu Sekolah Pascasarjana UNAIR bertajuk Sistem Kesehatan Nasional: Tantangan dan Upaya Solusi Berbasis Strategic Leadership (Foto: Istimewa)

Bahkan untuk TBC, Guru Besar Fakultas Kedokteran UNAIR itu menyebutkan bahwa TBC adalah isu yang sederhana. Namun, stigma diskriminasi menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mengatasi masalahnya. “Dulu penemuan kasus itu aib untuk kepala daerah. Semakin ditemukan banyak, dana insentif daerah semakin dikurangi karena dinilai gagal. Maka, teman-teman daerah dalam tanda kutip menyembunyikan hal itu,” sebutnya. 

Menurutnya, penting agar masyarakat mau mengubah paradigma terkait sakit. Masyarakat harus memiliki kesadaran agar lebih menjaga kesehatan diri secara mandiri tanpa bergantung dengan jaminan. “Ini tantangan bagi kita semua. Kalau orang-orang tidak takut sakit karena biaya pelayanan gratis. Mohon maaf kalau paradigma ini terus kita pertahankan, JKN kita jebol. Berapapun anggaran yang kita siapkan untuk kuratif habis,” ucap Alumnus UNAIR tersebut. 

Peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu strategi dalam mencapai transformasi pelayanan kesehatan yang berdampak. Sehingga ada beberapa faktor yang harus ditingkatkan. Misalnya, kompetensi sumber daya manusia tidak hanya berpatok pada keilmuan tapi juga etik. 

“Kita harus membuat roadmap berbasis masalah dan penyelesaian secara kolaboratif. Kita ubah paradigma, semua masyarakat harus punya pemahaman yang sama. Sehat itu harus diperjuangkan. Kesehatan itu hanya hilir dari semua kebijakan yang bermasalah,” ungkapnya. 

Ia juga menuturkan bahwa perlu untuk mengubah metode pelayanan menjadi preventif promotif dengan mengedepankan pencegahan. “Bagi kami inovasi tidak hanya alat. Cara pikir baru yang saya harap bisa menyelesaikan masalah lebih luas. Maka, sosok leader itu penting,” pungkasnya.

Penulis: Mohammad Adif Albarado

Editor: Yulia Rohmawati