Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Produksi Film Komunikasi UNAIR Hadirkan Sutradara Film Pendek ‘Tilik’

Penyampaian Materi Penyutradaraan oleh Wahyu Agung Prasetyo (Foto : Istimewa)

UNAIR NEWS –  Kuliah tamu Produksi Film Komunikasi UNAIR menghadirkan Sutradara Film Pendek ‘Tilik’, Wahyu Agung Prasetyo. Kegiatan tersebut terselenggara selama dua hari pada (4-5/10/2023) dan bertempat di Ruang Alexa, Gedung C, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR.

Kuliah tamu Produk Film kali ini mengangkat tema seputar ‘Budaya Lokal Kunci Persaingan Film Global’. Kegiatan itu terselenggara untuk umum dan terbuka bagi mahasiswa dari berbagai program studi yang memiliki minat dalam dunia produksi film. 

Film sebagai Refleksi

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu menceritakan perjalanan karirnya selama memproduksi film yang mengangkat budaya lokal sekitar. Ia mengaku tidak pernah menempuh sekolah film, tetapi memilih belajar melalui komunitas film saat berkuliah. Dari bergabung bersama komunitas tersebutlah ia mulai mengamati dan belajar proses produksi film.

“Kalau ada yang bertanya alasan saya membuat film, saya akan menjawab dengan sederhana bahwa film adalah sekolah saya untuk melihat dan merasakan dunia. Membuat film itu seperti refleksi buat saya,” jelas Wahyu.

Wahyu juga membagikan pengalamannya masuk ke industri film yang berawal dari mengikuti festival film. Karya pertamanya sebagai sutradara yaitu Mak Cepluk (2014) yang berhasil masuk ke berbagai festival film pendek Indonesia.

“Mak Cepluk adalah film pertama saya yang kemudian berhasil tayang pada berbagai festival, salah satunya ‘XXI Short Film Festival 2014’. Semenjak saat itu, saya ingin mewujudkan keinginan saya agar film pendek bisa menarik atensi lebih banyak orang,” ungkap Wahyu. 

Ravacana & Budaya Lokal

Selanjutnya, Wahyu menjelaskan pada 2015 ia kembali memproduksi film pendek berjudul Nilep. Film tersebut kini telah mencapai 1,1 juta penonton pada platform Youtube dan menjadi awal terbentuknya Ravacana Films. 

“Ravacana Films adalah rumah produksi yang saya buat bersama teman-teman saat akan memproduksi Nilep pada tahun 2015. Kami memiliki minat yang sama untuk membuat film yang mengangkat nilai budaya lokal dan kearifan masyarakat sekitar,” jelas Wahyu. 

Wahyu menuturkan bahwa banyak kesempatan yang terbuka dari keuntungan produksi Nilep (2015) kala itu. Keberhasilan tersebut menghantarkan Ravacana Films untuk ‘naik kelas’ dengan membuat film pendek yang lebih berkualitas.

“Setelah lama memproduksi film pendek bertema budaya lokal, akhirnya salah satu film pendek kami booming di Youtube pada tahun 2020. Saat pandemi, Tilik mulai ramai jadi bahan perbincangan karena karakter Bu Tejo,” ujarnya.

Saat itu, sambung Wahyu, keputusan Ravacana untuk mengunggah film pendek Tilik (2020) ke Youtube memang bertujuan untuk mendapat rekognisi masyarakat. Kini film pendek tersebut telah berhasil mencapai 28 juta penonton dan mendapat apresiasi sebagai Official Selection pada World Cinema Amsterdam 2019.

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Nuri Hermawan