UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali gelar kuliah umum dengan mendatangkan ahli. Kuliah umum kali ini, bertemakan “Peluang dan Tantangan Demokrasi yang Bermartabat Menuju Indonesia Emas 2045 Perspektif Politik, Hukum, dan Keamanan.”
Acara tersebut, berlangsung pada Senin (16/10/2023) di Aula Garuda Mukti Kampus MERC-C UNAIR. Hadir dalam acara itu, Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Prof Dr Mohammad Mahfud MD SH SU MIP.
Pada awal paparanya, Prof Mahfud mengatakan bahwa, ia tidak akan menggunakan kesempatan mengisi kuliah umum untuk berkampanye. “Saya tidak akan berkampanye, dan saya menegaskan bahwa kampanye di forum-forum formal seperti kuliah umum di kampus itu tidak diperbolehkan,” tutur Prof Mahfud.
Demokrasi dan Nomokrasi
Prof Mahfud menerangkan, untuk mencapai kestabilan Indonesia sebagai negara hukum, perlunya demokrasi dan nomokrasi yang seimbang. Demokrasi tanpa nomokrasi, lanjut Prof Mahfud, bisa membuat rakyat liar dan anarki, tetapi nomokrasi tanpa demokrasi akan membuat pemerintah sewenang-wenang.
“Kita kembali lihat pada saat orde baru, dulu partai yang ada hanya tiga. Waktu itu, hukum diatur oleh elit sehingga terjadi tirani dan membuat rakyat bergejolak sampai akhirnya terjadi reformasi,” terang Menkopolhukam itu.
Prof Mahfud menambahkan, untuk itu, perlunya keseimbangan demokrasi dan nomokrasi agar terbentuknya pembangunan hukum yang baik.
Indonesia Emas 2045
Selanjutnya, Prof Mahfud juga menjelaskan tentang bonus demografi dan menuju Indonesia emas 2045. Dia menekankan, Indonesia emas adalah Indonesia yang sesuai dengan UUD 1945, yaitu merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
“Bonus demografi artinya, Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang produktif sebanyak 60 persen di tahun 2045. Sehingga, itu harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menggapai cita cita bangsa yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur,” terang Guru Besar Ilmu Hukum UII itu.
Pada akhir, Prof Mahfud menambahkan, Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari tambang, emas, panas bumi, nikel dan sebagainya. Sehingga, lanjut Prof Mahfud, Indonesia emas 2045 bukanlah hitungan mistis, tetapi hasil nyata dengan melihat potensi hebatnya negara kita.
“Jangan sampai kita melewatkan momen ini begitu saja, kesempatan untuk menjadi negara maju telah ada di depan kita. Tinggal usaha nyata yang harus kita wujudkan untuk menggapainya,” pungkas Prof Mahfud.
Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz
Editor: Nuri Hermawan