Universitas Airlangga Official Website

Kunjungan Kerja Perdana 2023, Nadiem: Mahasiswa MBKM Harus Berani Hadapi Tantangan

UNAIR NEWS – Pada Jumat (6/1/2023) lalu berlangsung dialog Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara luring dengan Kemendikbudristek yang diikuti oleh 150 perwakilan dari 15 perguruan tinggi di Indonesia. Para perwakilan peserta itu di antaranya berasal dari Sulawesi Utara, rektor, dosen, alumnus MBKM, dan Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2 Universitas Katolik De La Salle Manado.

Dilangsungkan di Universitas Negeri Manado, perwakilan PMM 2 Universitas Katolik De La Salle Manado dari UNAIR, Maissy Ar Maghfiroh, mengungkap beberapa topik yang dibahas.

Maissy mengungkap, dalam pertemuan itu dibahas seputar program MBKM, masukan dari mahasiswa untuk program MBKM, pengalaman mengikuti MBKM, dan pertanyaan seputar MBKM yang dirasa belum jelas.

Dalam dialog tersebut, Menteri Kemendikbudristek, Nadiem Makarim, BA, MBA, diundang sebagai pembicara utama. “Di program MBKM ini adalah pengalaman sekali dalam seumur hidup, jadi jangan sampai terbengkalai. Tantangannya harus berani dihadapi,” ucap Maissy.

Ada semester minimal bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program, yaitu semester lima. Menurut Nadiem, alasannya adalah mahasiswa tahun pertama dan kedua masih mengeksplorasi letak skill, minat, dan juga bakat mereka.

“Bagi mahasiswa, jangan sampai kalian mudah menyerah dalam mendaftar dan menjalani program MBKM karena pengalaman yang diperoleh bukan sekadar pengalaman biasa. Beberapa aspek yang dapat dikembangkan oleh mahasiswa dari segi karakter, kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi, dan keluar dari zona nyaman karena aspek tersebut sangat sulit disimulasi di dalam kampus,” kata Nadiem dalam pertemuan itu.

Tidak sampai di sana, Nadiem juga membuka kesempatan bagi para audiens untuk menyuarakan saran demi kebaikan MBKM ke depannya. Tidak membuang kesempatan, Maissy mengutarakan pendapatnya mengenai beberapa kendala yang menimpa mahasiswa PMM 2, yakni jam kuliah antara kampus asal dengan kampus tujuan serta jadwal ujian yang bertabrakan.

“Alangkah baiknya mahasiswa diwajibkan mengambil seluruh mata kuliah di kampus tujuan untuk memaksimalkan Kegiatan Belajar Mengajar dan hendaknya PMM memberitahu mata kuliah apa saja yang dapat diambil oleh mahasiswa di kampus tujuan PMM sebelum berlangsungnya program PMM, serta mata kuliah yang ditawarkan tersebut harus sesuai dengan realita ketika pengisian KRS,” saran Maissy.

Berkaitan dengan itu, Nadiem setuju dengan saran Maissy. “Saat ini, pihak Kampus Merdeka sedang mencari cara untuk mendorong secara penuh supaya mahasiswa mengambil seluruh SKS yang tersedia di kampus tujuan,” tutupnya. (*)

Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri

Editor  : Binti Q. Masruroh