UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) terus berkomitmen dalam menyelesaikan krisis global, tak terkecuali krisis iklim. Komitmen tersebut ditandai dengan diselenggarakannya kuliah tamu bersama Duta Besar Uni-Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H E Vincent Piket, pada Selasa (6/12/2022). Bertempat di ruang Kahuripan 301, Kantor Manajemen, Kampus C MERR, kuliah tamu tersebut mengangkat tema “Averting a Climate Crisis: EU-Indonesia Cooperation for the Green Economy”.
H E Vincent Piket mengingatkan berbagai pihak bahwa krisis iklim saat ini telah menjadi ancaman nyata bagi negara-negara global. Untuk mengatasinya, diperlukan berbagai pendekatan, mengingat perbedaan latar belakang dari negara-negara di dunia. Selain itu, kata Vincent, masyarakat global hendaknya tidak menutup mata bahwa ada banyak tantangan serta langkah-langkah besar yang harus dilalui.
“Krisis ini pada akhirnya memaksa kita untuk mencari ruang baru dan menumbuhkan lingkungan hidup yang lebih baik. Kita punya banyak krisis secara global dan kita harus menyadari bahwa ada banyak tantangan dan dibutuhkan langkah besar untuk menyelesaikannya,” kata Vincent.
Dalam hal ini, Uni Eropa bekerja sama dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk berkomitmen mengatasi krisis iklim dengan berfokus pada circular economy yang menekankan 3R: reuse, reduce, recycle. Selain itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan secara global, seperti halnya dengan penguatan sinergi bersama melalui pertemuan G20 beberapa waktu terakhir. H E Vincent Piket juga mengatakan bahwa mengadakan university meeting menjadi agenda yang sangat penting untuk dilakukan dengan tujuan memperkuat kerja sama dan kepedulian terhadap penyelesaian krisis.
“Mengatasi krisis ini secara global bisa dilakukan melalui pertemuan negara-negara, seperti G20 kemarin, tentunya. Terlebih lagi, di situ juga ditekankan pentingnya green economy yang tentu saja berperan penting mengatasi krisis ini,” ujarnya.
“Kedua, university meeting seperti ini juga menjadi platform yang sangat penting untuk membangun kerja sama dan kepedulian untuk sama-sama menangani krisis iklim,” imbuh Vincent.
Meningkatnya wacana krisis iklim juga sejalan dengan penguatan green economy yang tengah menjadi fokus dari dunia global. Oleh karena itu, H E Vincent pada akhir menegaskan pentingnya trade agreement yang berbasis green economy. Menurutnya, melalui trade agreement, negara-negara yang berperan di dalamnya dapat berfokus pada investasi ekonomi yang menunjang sustainable development dalam jangka panjang. “Itulah mengapa jalinan kerja sama perdagangan dan ekonomi mampu mendukung sustainable development hingga ke depan,” pungkasnya.
Sebagai penutup, perlu diketahui pula bahwa kuliah tamu ini merupakan kelanjutan dari rangkaian acara kunjungan kerja sama Uni Eropa dengan Indonesia dalam mengatasi krisis iklim serta mewujudkan green economy.