Universitas Airlangga Official Website

Lestarikan Batik, BEM Adakan Batik Bumandhala Arta

Workshop Membatik Bumandhala Arta Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga. (Foto: Dok Panitia)

UNAIR NEWS – Indonesia memiliki warisan budaya yang beragam, salah satunya adalah batik. Pelestarian batik menjadi urgensi generasi muda saat ini karena mulai berkurangnya penggunaan batik akibat masuknya tren mode pakaian asing. Selaras dengan urgensi tersebut, Kementerian Seni dan Olahraga (Seniora) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Workshop Batik Bumandhala Arta yang bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa cara membatik.

Workshop Batik Bumandhala Arta merupakan hasil kolaborasi Kementerian Seni dan Olahraga (Seniora) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) dengan Mirota Batik. Kegiatan ini terselenggara secara luring pada Minggu (27/10/2024) di Mirota Batik, Jl Sulawesi No 24, Surabaya.

Sebelum memulai rangkaian kegiatan workshop, Vonna Ashar selaku person in charge (PIC) berharap kegiatan Workshop Batik Bumandhala Arta akan berdampak positif bagi pelestarian budaya Indonesia juga sebagai sarana untuk pengajaran membatik bagi pemula. “Menilik dari minimnya minat membatik mahasiswa di masa sekarang, kita berupaya mengajak mahasiswa untuk mengenali secara lebih jauh batik, terutama bagaimana cara membatik,” tuturnya.

Para peserta workshop akan mendapat arahan dari pihak Mirota Batik. Pihak Mirota Batik menyampaikan materi bersamaan dengan praktik langsung. Peserta workshop mendapat satu set alat serta bahan membatik, yaitu kain lengkap dengan bidangan, kompor, malam, dan canting. 

Menurut Nurmala, perwakilan Mirota Batik, terdapat beberapa hal yang perlu peserta perhatikan ketika sedang membatik, seperti pemilihan media, penggunaan alat, hingga ketelitian. Proses membatik tulis memerlukan ketelitian dan kesabaran. Walaupun corak batik yang peserta kerjakan tidak serumit batik tulis lain, tetapi bagi pemula tetap menjadi tantangan besar. 

“Kain yang digunakan untuk membatik itu sebenarnya bebas, tetapi kami menyarankan menggunakan kain katun. Hal ini karena daya tahan panas kain katun tinggi sehingga tidak mudah meleleh jika terkena malam. Selain itu, pemula juga perlu memperhatikan cara memegang canting supaya tidak terkena malam yang panas,” paparnya. 

Workshop membatik dan praktik langsung bersama Mirota Batik. (Foto: Dok Panitia)

Workshop membatik menjadi salah satu cara untuk melestarikan batik. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat menjadi lebih dekat dengan batik sehingga rasa cinta terhadap warisan budaya akan semakin tumbuh. Mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan tersebut mengaku antusias karena dapat memperoleh pengalaman baru selama pelatihan membatik. 

Aisyah Nurul Aizzah mahasiswi Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) mengaku mendapat pengalaman luar biasa dari kegiatan ini. “Karena ini pertama kali aku membatik, aku sangat excited. Aku juga baru tahu kalau BEM menyediakan kegiatan membatik ini, jadi bisa menumbuhkan minat bakat sama nambah pengalaman baru,” pungkasnya.

Penulis: Selly Imeldha

Editor: Edwin Fatahuddin