UNAIR NEWS – Infeksi zoonosis menjadi ancaman kesehatan global sekarang ini, ta terkecuali di Indonesia. Letak strategis dan aktivitas manusia di Indonesia menjadi potensi terjadinya transmisi zoonosis. Untuk mengatasi ancaman tersebut, kolaborasi One Health merupakan solusi preventif paling tepat di era digitalisasi.
Melihat urgensi tersebut, Jamaah Muslim Veteriner (JMV) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR menyelenggarakan Webinar Nasional ASPC dengan tema Implementasi One Health dalam Digitalisasi di Era Society 5.0 pada Minggu (6/11/2022).
Dimoderatori oleh Hanifah APS S KH dengan pemateri utama Dr Kadek Rachmawati drh M Kes. Webinar tersebut dilakukan secara daring melalui layanan zoom meeting.
Zoonosis Sekarang Ini
Dr Kadek mengatakan sampai saat ini, lebih dari 75% infeksi baru dan 60% patogen yang ada bersifat zoonosis. Infeksi dari hewan ke manusia maupun sebaliknya terjadi akibat terjadi proses melewati barrier species.
“Makin banyak muncul penyakit infeksi baru dari hewan ke manusia. Namun, juga ada reserve zoonosis dari manusia ke hewan seperti Human Flu yang kini terjadi pada kucing,” katanya
Peran One Health
One Health digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan hewan. Melalui pencegahan penyakit hewan dengan pengendalian terkontol infeksi zoonosis. One Health juga merupakan upaya tiga pilar kedokteran hewan meliputi kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, dan kesejahteraan hewan.
“Dari peran itulah mengapa konsep one health sangat penting di Indonesia,” tutur Dr Kadek.
Mengutamakan Tindakan Preventif
One Health mengutamakan pencegahan preventif. Dr Kadek menyatakan tindakan pencegahan dapat meminimalkan beban pengeluaran dibandingkan penanganan bila terjadi wabah infeksius.
“Belajar dari kasus COVID-19 yang membutuhkan banyak keperluan dengan biaya tinggi mulai dari pemeriksaan, pengobatan, APD. Belum lagi vaksinnya membutuhkan biaya yang sangat besar,” katanya.
Aktivitas Manusia
Dr Kadek Rachmawati drh M Kes mengungkapkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi persebaran zoonosis yang cukup tinggi. Hal tersebut ditandai dari kerentanan perpindahan virus dari hewan ke manusia, salah satunya melalui penjualan hewan hidup di pasar tradisional.
“Indonesia salah satu hotspot penyakit infeksi emerging di asia. Potensinya dari pasar tradisional, seharusnya kita tidak boleh menjual unggas hidup di fresh market. Karena penjualan tersebut sangat rentan terjadinya percampuran banyak virus dan sangat dekat dengan aktivitas manusia yang tinggi,” ungkapnya.
Letak Geografis
Selain dari aktivitas manusia, letak geografis Indonesia yang strategis dalam jalur perdagangan juga menjadi ancaman tersendiri bagi persebaran infeksi zoonosis. Terutama melalui kegiatan transaksional berbasis hewan dari negara asal infeksi.
“Karena indonesia jalur lalu lintas untuk komoditi di dunia. Sehingga perpindahan virus sangat rentan terjadi di Indonesia,” tutupnya.
Penulis: azhar burhanuddin
Editor: Feri Fenoria