UNAIR NEWS – Sebanyak 20 dosen muda dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya dan sekitarnya mengikuti pelatihan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) di Universitas Airlangga, Senin (9/4). Pelatihan ini digagas langsung oleh Pusat Inovasi Pembelajaran dan Sertifikasi (PIPS).
20 orang itu di antaranya berasal dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Universitas Ciputra, Poltekkes Kemenkes Malang, STIKES Surabaya, Universitas Hang Tuah, Politeknik Negeri Malang, Universitas Petra, Universitas PGRI Adi Buana, dan umum.
Pelatihan yang berlangsung selama satu minggu terhitung sejak 9-13 April itu, memberikan beragam materi untuk para dosen muda yang mengikuti. Seperti, pengembangan diri dosen, model-model pembelajaran inovatif, analisis kompetensi mata kuliah, penyusunan rencana pembelajaran semester, membuat kisi soal, dan analisis butir soal.
Selain itu, ada pula implementasi softskill dalam pembelajaran, bioetik dalam perguruan tinggi, dasar-dasar komunikasi dan ketrampilan dasar mengajar serta microteaching, dan pada hari terakhir pelaksanaan microteaching.
Pada kegiatan yang menjadi agenda rutin PIPS UNAIR itu, kali ini, menghadirkan narasumber dari berbagai bidang ilmu dan kompetensi. Salah satunya, materi Knowledge Sharing on E-learning yang disampaikan oleh Prof. Darfiana Nur asal Flinders University, Australia. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan materi tentang implementasi e-learning yang dilaksaanakan di Flinders University.
“Selama ini UNAIR dipercaya untuk melaksanakan PEKERTI dan Applied Approach (AA). Selain UNAIR, ada juga di perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan,” ujar Dr. E. Bimo Aksono H., drh., M.Kes selaku sekretaris PIPS UNAIR.
Bimo mengaku, dalam lokakarya itu, peserta yang berminat cukup banyak. Hanya saja, PIPS UNAIR membatasi 20 peserta yang terdiri dari dosen muda di Surabaya dan sekitarnya.
“Ini bentuk tanggungjawab UNAIR untuk membangun kompetensi SDM bangsa, sekaligus menyiapkan SDM yang baik bagi generasi bangsa ini,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I UNAIR Prof. dr., Djoko Santoso Ph.D., K-GH., FINASIM., yang turut membuka kegiatan tersebut mengungkapkan, dosen harus selalu update keilmuan. Baik ilmu dasar hingga Advanced Concept (termutakhir).
Guru besar Fakultas Kedokteran itu juga menekankan agar para dosen selalu memiliki sikap yang excellent dalam semua tindakan dan keputusan dan dibuat. “Sebagai dosen harus excellent, tidak boleh berpikir kacamata kuda, melihat segala sesuatu hanya hitam dan putih saja,” ujarnya.
Pada penghujung sambutan, Prof. Djoko juga menegaskan agar untuk bisa ‘didengar’, para dosen harus selalu memiliki karya. “Kalian tidak akan didengar ketika tidak memiliki karya. Litle talk much action,” ungkapnya. (*)
Penulis: Binti Q. Masruroh
Editor: Nuri Hermawan