Universitas Airlangga Official Website

Lolos Pendanaan PKM-K, Tim Helix Heal Ciptakan Plester Luka dari Lendir Bekicot 

Tim PKM-K Universitas Airlangga Helix Heal Lolos Pendanaan Berkat Inovasinya Mengolah Lendir Bekicot Menjadi Plester Luka. (Foto: Dok Pribadi)
Tim PKM-K Universitas Airlangga Helix Heal Lolos Pendanaan Berkat Inovasinya Mengolah Lendir Bekicot Menjadi Plester Luka. (Foto: Dok Pribadi)

UNAIR NEWS – Tim Helix Heal Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pendanaan PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan) Kemendikbud-Ristek. Inovasi plester luka yang berasal dari lendir bekicot mengantar tim yang beranggota Ilma Amalia Kartika, Fakultas Keperawatan(FKp); Rizka Khadijah Amalia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB); Awig Purbaningrum (FKp); Dwi Saputri Hayuningrum (FKp); serta Diadora Giselza Prajnamita (FEB) tersebut berhasil masuk pendanaan. Selama melakukan penelitian, tim itu juga didampingi Sylvia Dwi Wahyuni S Kep Ns M Kep, dosen FKp UNAIR. 

PKM-K merupakan program kreativitas mahasiswa dalam menciptakan aktivitas usaha. Program itu memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan berwirausaha dan menciptakan produk atau jasa yang kreatif untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Ide plester luka dari lendir bekicot (achatina fulica) berangkat dari ketertarikan tim Helix Heal dalam memanfaatkan hewan yang sering dianggap hama itu. Padahal, lendir bekicot memiliki potensi medis yang luar biasa. Pemanfaatan lendir bekicot tidak hanya mengurangi populasi hama, tetapi juga memberikan nilai tambah pada sesuatu yang selama ini dianggap tidak berguna.

“Lendir bekicot mengandung zat beta aglutinin dan protein achasin yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka sayat,” ungkap Ilma selaku ketua tim Helix Heal.

Plester luka Helix Heal menghadirkan inovasi baru dalam pemanfaatan lendir bekicot untuk penyembuhan luka. Berbeda dengan metode sebelumnya yang menggunakan lendir bekicot tanpa proses pengolahan, Helix Heal menyulapnya menjadi plester yang lebih praktis dan higienis. Tim Elix Heal melihat peluang tersebut sebagai celah untuk menghadirkan produk inovatif di bidang kesehatan dan farmasi.

“Plester ini (plester Helix Heal, Red) menjadi solusi tepat bagi mereka yang mengalami proses penyembuhan luka secara lambat, hingga terinfeksi,” imbuhnya.

Tim PKM-K Universitas Airlangga Elix Heal Lolos Pendanaan Berkat Inovasinya Mengolah Lendir Bekicot Menjadi Plester Luka. (Foto: Dok Pribadi)

Inovasi plester dari lendir bekicot menawarkan solusi yang lebih unggul jika dibandingkan dengan produk konvensional. Plester tersebut mudah digunakan, memiliki daya sebar yang baik pada kulit, tidak menyumbat pori-pori, dan memiliki efek antibakteri.

Berbahan dasar alami, produk tersebut dapat mengurangi biaya pengobatan luka sehingga menjadi solusi yang lebih ekonomis. Lebih dari itu, Helix Heal turut mengurangi ketergantungan pada bahan sintetis yang berpotensi memiliki efek samping.

Penelitian itu merupakan terobosan baru dalam bidang penyembuhan luka. Plester Helix Heal menjadi solusi berkelanjutan yang lebih terjangkau dan efektif bagi masyarakat luas.

“Dengan inovasi dan terobosan ini, kami berharap proyek ini tidak hanya memberikan solusi yang efektif untuk penyembuhan luka, tetapi juga membuka jalan bagi lebih banyak penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan bahan alami untuk produk medis,” papar Ilma.

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Bahas Darurat Judi Online, Tim PKM-RSH UNAIR Lolos Pendanaan