UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) terus berkomitmen dalam mewujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Untuk itu, UNAIR mendorong para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam program-program MBKM termasuk Kampus Mengajar. Terbukti, saat ini sejumlah mahasiswa UNAIR berhasil lolos dan telah menjalankan program sejak 14/8/2023 lalu. Angger Mira Prasanty adalah salah satunya.
Mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR itu berkesempatan mengikuti Kampus Mengajar dengan penempatan di SDN (Sekolah Dasar Negeri) Junwangi, Krian, Sidoarjo.
Tingkatkan Literasi Siswa
Mira, sapaan akrabnya, mempunyai alasan khusus saat memutuskan mendaftar Kampus Mengajar. Ia bercerita bahwa kepedulian terhadap isu-isu pendidikan dan literasi memantiknya untuk mengikuti program itu.
“Aku tertarik pada isu pendidikan dan aku ingin ambil andil dalam mengatasi masalah pendidikan. Salah satunya dengan meningkatkan literasi dan numerasi siswa. Apalagi banyak yang mengatakan kalau literasi Indonesia itu rendah. Nah, aku ingin berkontribusi meskipun itu bukan hal besar,” ujar Mira.
Tak hanya itu saja, keikutsertaan Mira dalam Kampus Mengajar juga sebagai bentuk implementasi ilmu yang telah ia peroleh selama duduk di bangku perkuliahan.
“Nah, dari cerita-cerita alumni yang ikut program-program ini, kayanya program ini bisa meningkatkan skill aku. Selain itu, program ini bisa jadi sarana menerapkan ilmu yang selama ini aku dapat di kuliah,” sambungnya.
Rencana Program Kerja
Dalam rangka meningkatkan literasi siswa, Mira bersama kelompoknya juga telah menyusun berbagai program kerja. Mereka menyesuaikan program kerja dengan kondisi lapangan yang ada di sekolah setempat.
Salah satu program kerja yang mereka usung adalah Treasure Math. Treasure Math merupakan program kerja yang pelaksanaannya berlangsung di luar kelas. Program ini mengintegrasikan antara mata pelajaran matematika dengan permainan sederhana.
“Di SDN Junwangi, temuan yang kami dapatkan adalah bahwa tingkat literasi dan numerasi siswa cukup rendah. Maka dari itu, kami banyak membuat media pembelajaran khususnya untuk numerasi. Kami juga mengadakan kegiatan di luar kelas yang terintegrasi dengan numerasi seperti program Treasure Math,” jelas Mira.
Untuk peningkatan literasi siswa, program kerja yang ia usung adalah program membaca dengan berbagai metode. Beberapa metode itu antara lain adalah membaca terpadu, membaca nyaring, diskusi buku, dan show and tell.
Tak hanya itu saja, Mira bersama kelompoknya juga menyusun program literasi teknologi. Program itu bertajuk RUDI atau Ruang Digital. Fokus dari program tersebut adalah untuk membantu siswa dalam beradaptasi dengan teknologi secara mendasar.
“Ada pula RUDI (Ruang Digital) untuk fokus adaptasi teknologi. Di sini kami berkolaborasi dengan guru-guru di bidang teknologi. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan teknologi siswa, khususnya pada peningkatan editing skill dan pengenalan Microsoft Word,” imbuhnya.
Melalui berbagai program kerja itu, Mira berharap dapat membantu memperbaiki dan mengoptimalkan kekurangan pada sekolah penempatan. Selain itu, besar harapan Mira agar kehadiran tim Kampus Mengajar dapat meningkatkan motivasi siswa agar terus semangat dalam belajar.
“Saya berharap, program kerja yang kami bawa dapat membantu mengoptimalkan hal-hal yang kurang pada sekolah penempatan. Begitu juga dengan kehadiran tim Kampus Mengajar, semoga dapat memotivasi siswa agar tetap memiliki semangat untuk terus belajar,” pungkasnya.
Penulis: Yulia Rohmawati
Editor: Binti Q. Masruroh