UNAIR NEWS – Ni Luh Putu Eka Diarthini pantas berlega hati. Ini lantaran dapat menyelesaikan pendidikan S2 dengan baik, bahkan meraih predikat lulusan terbaik Prodi S2 Ilmu Kedokteran Dasar (IKD), Fakultas Kedokteran UNAIR, dengan meraih IPK 3,84. Setelah lulus ia akan segera kembali menjalani hari-harinya bersama keluarga kecilnya di Bali.
Sebagai ibu dua anak yang masih balita, keputusan melanjutkan pendidikan S2 di Surabaya tentu bukan perkara mudah. Konsekuensinya, perempuan kelahiran Denpasar, 6 Desember 1984 ini harus rela LDR-an dengan suami dan anak-anaknya demi fokus menyelesaikan pendidikan.
Ditanya pengalaman berkesan, Eka jadi teringat beberapa pengalaman yang amat berkesan. Di awal semester, Ia harus melalui drama kehamilan yang mengharuskannya bedrest beberapa minggu.
Ketika masih semester satu, Eka mengalami kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik terganggu (KET). Sehingga harus dioperasi dengan pemotongan saluran telur yang kanan. Dari kejadian tersebut, Eka jadi semakin kekeuh ingin segera menyelesaikan lebih cepat , karena segera ingin menjalani program bayi tabung.
Di tengah perjalanan, tuhan berkehendak lain. Tanpa diduga, awal semester III ia kembali dianugerahi kehamilan. “Di usia kehamilan bulan kedua sempat mengalami flek, sehingga mengharuskan saya bedrest beberapa minggu,” ungkapnya.
Beruntung, kehamilannya bisa bertahan dan kembali melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda. Di semester 4, Eka melahirkan anak keduanya. Namun karena pendidikan masih berlanjut, ia memutuskan kembali LDR-an dengan keluarga. “Berat ninggalin anak balita dan anak bayi saya waktu itu dan harus menyelesaikan thesis,” ungkapnya.
Dua kali “cobaan” itu menajdi pengalaman hidup sangat berharga. Perjuangannya sebagai ibu tidak berhenti sampai disitu. Meskipun berpisah beberapa waktu dengan bayinya, namun Eka tetap memperjuangan ASI untuk Ni Kadek Airin Wahyuni, anak keduanya itu. (*)
Penulis : Sefya Hayu Istighfaricha
Editor : Bambang Bes