n

Universitas Airlangga Official Website

Wisudawan Terbaik, Abdus Salam Junaedi Ingin Tebarkan Pupuk Ramah Lingkungan

tebarkan
ABDUS Salam junaedi ketika menerima Piagam Penghargaan dari UNAIR yang disampaikan oleh Rektor Prof. Moh Nasih, Minggu (3/12) di Gedung ACC UNAIR. (Foto: Helmy Rafsanjani)

UNAIR NEWS – ”Sebaik-baik manusia itu kalau bisa menjadi yang bermanfaat bagi manusia lainnya.”  Petikan Hadist Rasul itulah yang selalu memotivasi Abdus Salam Junaedi. Semangat itu pula yang mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik S-2 program studi Biologi pada Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga. Staf di Pusat Percetakan dan Penerbitan UNAIR ini meraih IPK 3.93.

”Saya berusaha untuk dapat melakukan yang terbaik sekalipun itu jauh dari kesempurnaan, tetapi kita juga harus tetap percaya kepada Allah bahwa kegiatan yang diridhai-Nya dapat bermanfaat untuk orang lain,” kata laki-laki kelahiran Mojokerto tahun 1992 ini.

Berangkat dari itulah ia mencoba melakukan riset, temanya Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Diazotrof Pelarut Fosfat Penghasil Hormon Pertumbuhan Indole Acetic Acid (IAA) dari Akar Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill. var. tymoti)”. Penelitiannya didasari dengan melihat potensi pertanian yang cukup besar di Indonesia. Namun ia merasa miris dengan minimnya pemahaman masyarakat terhadap kesuburan lahan dan pemakaian pupuk kimia yang terlalu berlebihan yang merusak kesuburan tanah.

”Untuk mengatasi masalah itu, maka perlu ada solusi alternatif dengan menggunakan pemupukan yang ramah lingkungan hidup (LH),” jelas Abdus Salam.

Dalam penelitiannya, ia berhasil menemukan serangkaian kemampuan bakteri endofit dari jaringan akar tanaman tomat yang mampu memfiksasi unsur nitrogen, melarutkan fosfat, menghasilkan hormon pertumbuhan (IAA) dan melawan jamur patogen.

”Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai solusi alternatif dalam pemupukan di lahan pertanian. Masyarakat dapat sedikit belajar untuk beralih dari sistem pertanian sintetik kepada sistem pertanian yang ramah lingkungan. Sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman,” tambahnya.

Tak berhenti dengan urusan akademik saja, disamping kesibukannya menjalani perkuliahan, serta sebagai staf editor di Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga, ia juga sering mengadakan penyuluhan dengan beberapa kelompok petani di berbagai daerah.

”Senang rasanya bisa berbagi pengalaman dengan para kelompok tani, kemudian memproduksi pupuk hayati untuk konsumsi pribadi maupun kelompok tani setempat,” kata pria berkumis tipis ini. (*)

Penulis: disih Sugianti

Editor: Nuri Hermawan.