UNAIR NEWS – “Saya sekolah di SMA Insan Cendekia Mandiri Boarding School, dari yayasan Yatim Mandiri. Saya mendapat beasiswa sekolah gratis di sana”. Begitulah cerita Muhamad Faqih mengenai perjalanan putih abu-abunya saat UNAIR NEWS mengulik kisahnya hingga sampai diterima Universitas Airlangga.
Mahasiswa kelahiran Surabaya, 8 Januari 2000, tersebut kini diterima di jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR. Dia bercerita, dirinya sukses masuk UNAIR melalui jalur SBMPTN. Itu terjadi karena Faqih merupakan lulusan angkatan pertama di sekolahnya. Jadi, dia tidak bisa mengikuti SNMPTN.
“Saat saya kelas XII, ada bimbingan belajar dari sekolah untuk mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN. Guru-guru saya juga selalu memotivasi agar saya memperoleh beasiswa saat kuliah, terutama bidikmisi,” ungkapnya.
Selain melalui bimbingan, Faqih selalu belajar dengan keras secara mandiri. Bahkan, dia rela belajar hingga larut malam demi bisa bersaing dengan siswa lain di seluruh Indonesia. Khususnya agar mampu masuk di UNAIR. Faqih juga disibukkan dengan kegiatan keagamaan di asrama yang ditempatinya.
Bagi dia, hal tersebut merupakan pengalaman yang paling berkesan. Faqih mendapat nilai alias pelajaran bahwa kerja keras yang dilakukan pasti akan berbuah baik.
”Namun, perlu diingat, yang terbaik tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Sebab, yang terbaik bagi kita adalah apa yang telah diberikan Allah SWT,” tambahnya.
Faqih memilih jurusan Kimia karena sejak kecil sangat menyukai hal-hal yang berbau sains. Karena itu, dia bertekad mempelajari mengenai sains lebih dalam lagi di UNAIR. Doa, kerja keras, tawakal, dan syukur dalam menerima segala keadaan menjadi kunci Faqih hingga seperti sekarang.
“Ibu juga selalu support saya. Dan, saya selalu meminta restu orang tua saya sebelum melakukan sesuatu,” tuturnya.
Selain itu, peran sekolah sangat membantu Faqih dalam kesuksesannya diterima di UNAIR. Dia menceritakan, pihak sekolah sangat mendukung seluruh siswanya untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Hal itu dibuktikan sekolah dengan memfasilitasi siswanya. Yakni, melalui pemberian bimbingan untuk menghadapi SBMPTN dua tahun terakhir.
Mengenai impiannya ke depan, Faqih ingin menyelesaikan study tepat waktu dengan IPK terbaik. Selain itu, dia sangat ingin menimba ilmu di luar negeri.
“Nanti saya ingin kuliah di luar negeri, tepatnya di Jerman,” ujarnya.
Mahasiswa yang juga hafal Al-Qur’an sebanyak 11 juz tersebut juga mengaku sangat senang bisa mendapat beasiswa bidikmisi di UNAIR. Bagi Faqih, mendapat beasiswa bidikmisi dapat meringankan beban orang tuanya. Termasuk mempermudah dirinya untuk mendapat beasiswa dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
”Untuk teman-teman, terutama adik kelas saya, fokuslah pada hafalan Al-Qurannya. Sebab, kesempatan untuk memperoleh kemudahan lebih besar. Tapi, jangan sampai niatkan untuk dunia, melainkan untuk menjaga ayat Al-Quran,” pungkasnya. (*)
Penulis: M. Najib Rahman
Editor: Feri Fenoria Rifa’i