Universitas Airlangga Official Website

Magister Kajian dan Sastra Budaya Inisiasi Studi Banding Perdana bersama Kemendikbudristek

Jajaran Pembina HIMA, Ketua HIMA, Wakil Ketua HIMA bersama Pihak Kemendikbudristek. (Sumber: Dok pribadi)

UNAIR NEWS – Dalam era globalisasi yang semakin mengaburkan batas-batas budaya. Pelestarian kebudayaan nasional menjadi salah satu isu krusial yang patut mendapat kajian. Kebudayaan, sebagai identitas kolektif yang terwariskan dari generasi ke generasi, kini menghadapi tantangan besar dalam menjaga keasliannya di tengah gempuran globalisasi. 

Sebagai upaya memahami dan mengembangkan strategi pelestarian kebudayaan nasional. Himpunan Mahasiswa Magister Kajian Sastra dan Budaya (HIMA MKSB) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan studi banding ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Jumat, (9/8/2024). 

Berlangsung di Gedung D, Senayan, Jakarta Pusat, kegiatan ini berfokus pada Manajemen Talenta Nasional (MTN) bidang Seni Budaya. Meliputi Seni Rupa dan Kriya, Seni Pertunjukan dan Teater, Musik, Film, serta Bahasa dan Sastra.

“Kami berharap studi banding perdana ini dapat membuka relasi antara Fakultas Ilmu Budaya sebagai bagian dari Universitas Airlangga dengan Kemendikbudristek,” tutur Lady Khairunnisa Adiyani selaku Ketua HIMA MKSB UNAIR.

Lady menyampaikan, studi banding HIMA MKSB UNAIR ke Kemendikbudristek mendapat sambutan hangat. Mereka dilibatkan dalam sejumlah forum diskusi kebudayaan yang interaktif, sehingga memberikan wawasan yang berharga bagi para peserta. 

Salah satunya yakni forum diskusi bersama jajaran pimpinan di Sekretariat Lembaga Sensor Film. Diskusi tersebut mengupas terkait peran generasi muda dalam meningkatkan literasi budaya sensor mandiri pada film kepada masyarakat.

Kunjungan HIMA MKSB UNAIR di Kantor Kemendikbudristek pada Jumat, (9/8/2024). (Sumber: Dok pribadi)

Irfan Ismail selaku Wakil Ketua Lembaga Sensor Film menyampaikan bahwa saat ini LSF berupaya mengajak generasi muda untuk peduli dengan literasi. “Saat ini LSF memiliki program kerja LSF Goes To Campus sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas perfilman serta sosialiasasi budaya sensor mandiri,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi III Lembaga Sensor Film, Mukayat Al-Amin mengharapkan para mahasiswa selaku generasi muda dapat mendukung Lembaga Sensor Film dalam meningkatkan kesadaran masyarakat agar menonton film sesuai dengan klasifikasi usia.

“Dalam forum diskusi bersama jajaran sekretariat Lembaga Sensor Film, para peserta studi banding mendapat banyak pengetahuan baru khususnya mengenai regulasi perfilman dalam sudut pandang budaya,” ujarnya.

Selain itu, Hima MKSB UNAIR juga berkesempatan menjelajahi fasilitas Direktorat Perfilman, Musik, dan Media. Termasuk studio, green screen, bioskop mini, serta Studio Indonesiana TV yang berada di bawah Balai Media Kebudayaan Kemendikbudristek.

Sebagai platform yang bercita-cita menjadi pustaka kebudayaan. Indonesia TV saat ini tengah memproduksi sejumlah film inspiratif dari 10 objek pemajuan kebudayaan. Menurut Kepala Balai Media Kebudayaan, Retno Raswaty, harapannya beragam konten Indonesiana TV dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

Adanya studi banding ini, harapanya dapat mempererat hubungan Hima MKSB dengan Kemendikbudristek. Lady menegaskan bahwa kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal untuk menginisiasi kolaborasi yang lebih intensif dan berkelanjutan.

“Harapannya Magister Kajian Sastra dan Budaya sebagai akademisi dapat menjadi pelopor kolaborasi dengan Kemendikbudristek dalam rangka pelestarian kebudayaan berbasis peran generasi muda,” pungkas alumni Bahasa dan Sastra Inggris itu.

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Edwin Fatahuddin