Universitas Airlangga Official Website

Magister Manajemen Bencana UNAIR Ajak Masyarakat Siaga Bencana dengan Kearifan Lokal

Booth Universitas Airlangga Pada Gelaran Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Teknologi keselamatan dan peralatan siaga bencana boleh jadi sudah berkembang pesat. Akan tetapi, itu semua tidak akan bermanfaat tanpa kesadaran dari masyarakat. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Konferensi Nasional Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas.

Mengusung tema BEBAYA ETAM TEGOH, konferensi tersebut diselenggarakan pada  Rabu sampai Jumat [12-14/10/2022] di BSCC Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur.  Acara  itu juga dihadiri langsung oleh kepala BNPB Gubernur Kalimantan Timur, Gubernur Sulawesi Tenggara, Walikota Balikpapan, para pimpinan BPBD se-Indonesia dan perwakilan NGO serta komunitas penggiat kebencanaan. 

Dalam kesempatan tersebut, Universitas Airlangga turut mengisi materi panggung resiliensi dan talkshow kebencanaan oleh Dr Christijogo Sumartono dan Dr Moses Glorino Rumambo. Mereka menyampaikan materi dan simulasi mengenai pemanfaatan kearifan lokal sebagai produk ketangguhan bencana dalam bidang pertolongan pertama dan ketahanan pangan.

Sekolah Pascasarjana, melalui Magister Manajemen Bencana, hadir mewakili UNAIR di acara tahunan yang berskala nasional ini. Bersama Fakultas Kedokteran, Magister Manajemen Bencana UNAIR  menyuguhkan beraneka ragam produk lokal ketahanan pangan. Produk tersebut meliputi labu kuning, olahan berbagai tepung dan sukun, serta produk olahannya. 

“Respon positif dari banyak instansi membanjiri booth Universitas Airlangga. Mereka tertarik dengan manfaat tanaman sukun. Tidak hanya bisa dimanfaatkan buahnya, pohon sukun bisa digunakan sebagai pencegah longsor. Olahan dari bahan sukun juga gluten free, sehingga aman dan sehat bagi tubuh,” ujar Dr Chirstijogo.

Ketertarikan tersebut diwujudkan dengan banyaknya permintaan kerja sama terkait pelatihan terhadap masyarakat. Hal itu dinilai mampu menggerakkan sektor ekonomi kelas UMKM. Apalagi ketika Indonesia dihadapkan dengan gelombang resesi ekonomi dunia. Menurut data yang dihimpun, penawaran kerja sama banyak datang dari wilayah Papua, Maluku, dan wilayah kepulauan lainnya. 

Penulis: Ghulam Phasa Pambayung/Denny

Editor: Khefti Al Mawalia