UNAIR NEWS – Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar talk show bertajuk “Sayurpreneurship 4.0” di Aula Soepoyo Gedung ABC, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR pada Sabtu (18/5/2024). Talk show ini diselenggarakan mengingat pentingnya peningkatan keterampilan dalam transformasi digital pada penjual sayur.
Talk show dengan tema “Strategi Digitalisasi Untuk Pedagang Sayur” tersebut menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Budiyono, pedagang sayur tradisional; Rico Satria Chandra, founder dan CEO Aratamart.id; dan Dr Gancar Candra Premananto SE MSi, dosen departemen manajemen.
Kegiatan tersebut dibuka oleh laporan dari Ketua Pelaksana Aldo Suyoso. Dalam pemaparannya, Aldo mengatakan pentingnya kontribusi dalam memberikan kebermanfaatan bagi semua pihak. “Kontribusi kita adalah menciptakan manfaat bersama. Jadi, yang mendapat manfaat tidak hanya narasumber, tidak hanya mahasiswa, tapi semua orang yang terlibat dalam kegiatan ini,” terang Aldo.
Cara Penjual Sayur Bertahan
Budiyono menerangkan bahwa ia sudah berjualan sayur 25 tahun lamanya. Menurutnya kunci ia berhasil mempertahankan usahanya tersebut adalah dengan menjaga mutu. “Saya sudah berjualan dari tahun 1999 sampai sekarang, itu 25 tahun. Saya berjualan selalu menjaga mutu, bisa eksis sampai sekarang ya karena kualitasnya,” ujarnya.
Senada dengan Budiyono, Rico menerangkan bahwa sayur Aratamart.id berusaha untuk tetap menjaga kualitas. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Aratamart.id memiliki perbedaan dengan pesaingnya.
“Apa yang membedakan Aratamart dengan yang lain, customer bisa order lebih malam, mereka juga bisa request sesuai selera. Kita juga ada admin yang bisa membangun relasi dengan customer, dan gampang buat order.” jelasnya.
Pentingnya Digitalisasi
Dalam pemaparan materinya mengenai pemasaran, Gancar menjelaskan pentingnya digitalisasi penjualan sayur. Menurutnya, tanpa digitalisasi, penjual sayur akan tertinggal. “Kalau kemudian pedagang sayur tidak masuk dunia digital, maka akan ditinggalkan. Sejak pandemi, semua orang bekerja hanya pakai jempol termasuk beli sayur,” tuturnya.
Ia menambahkan, penting untuk memanfaatkan smartphone, karena dapat menjadi peluang mengembangkan sebuah usaha. “Maka manfaatkan telepon genggam kita untuk tidak hanya bersosial media, tapi juga untuk mengembangkan usaha kita dan mendatangkan keuntungan buat kita,” imbuhnya.
Pada akhir, Gancar menyebutkan untuk menerapkan prinsip low budget high impact, dengan cara menambah relasi sebanyak-banyaknya. “Terapkan low budget high impact, semakin banyak kita mengembangkan dan meluaskan jaringan, networking, bisa jadi kita bisa membangun ide-ide untuk memunculkan kreativitas dengan low budget,” tutupnya.
Penulis: Mohammad Adif Albarado
Editor: Yulia Rohmawati