Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa BBK UNAIR Ciptakan Program Kreativitas untuk Siswa SLB

Siswa SMPLB Muhammadiyah Golokan berlatih keterampilan kreativitas meronce. (Foto: dok pribadi)
Siswa SMPLB Muhammadiyah Golokan berlatih keterampilan kreativitas meronce. (Foto: dok pribadi)

UNAIR NEWS – Tim mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) berhasil menginisiasi program pemberdayaan siswa SLB. Berlokasi di SMPLB Muhammadiyah Desa Golokan Gresik, program ini terselenggara pada Jumat (17/01/2025). Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan sekaligus membekali keterampilan siswa berkebutuhan khusus. 

Tim membawakan konsep CERIA yang berarti Cerdas dan Kreatif Bersama SMPLB Golokan. Kegiatan ini menghadirkan pelatihan keterampilan prakarya melalui kolase dan meronce. Akira Kimi Ramadhan selaku penanggung jawab kegiatan itu mengungkapkan alasan kelompoknya memilih proyek pengajaran untuk siswa SLB. “Aktivitas ini dapat melatih motorik halus, kesabaran, dan merangsang kreativitas siswa SMPLB,” ujarnya. 

Senada dengan Akira, Ahlul Firdaus Suwandi mengatakan bahwa tim BBK menyusun materi pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan anak-anak SMPLB. “Meronce menjadi kegiatan menarik karena siswa belajar untuk dapat merangkai manik-manik menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan, seperti gelang, kalung, dan cincin. Kami pun dampingi mereka dengan memberikan instruksi selama proses belajar,” tutur Ahlul.

Tim KKN-BBK 5 UNAIR Desa Golokan II Sidayu Gresik usai melakukan kegiatan meronce bersama siswa SMPLB Muhammadiyah, Jumat (17/01/2025). (Foto: dok istimewa)
Tim KKN-BBK 5 UNAIR Desa Golokan II bersama siswa SMPLB Muhammadiyah (Foto: dok istimewa)

Kendati sempat mengalami tantangan komunikasi dengan siswa tunarungu dan pengidap autisme, salah satu anggota tim, Yunida Mustarini turut menekankan pentingnya pendampingan dan pendekatan inklusif. “Kami belajar dengan guru pendamping siswa dalam menghadapi situasi mereka. Salah satu pendekatan kami saat mengetahui ketidakstabilan emosional mereka adalah dengan memberi rasa aman atau memeluknya. Sementara itu, untuk siswa autisme yang kesulitan merespons verbal, kami lebih menggunakan instruksi visual,” ungkapnya. 

Selain menggunakan metode pengajaran inklusif, tim berupaya membangun kedekatan dengan siswa melalui kegiatan senam rutin dan permainan sebelum memulai aktivitas belajar. Hal ini tim lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar dan lingkungan yang nyaman. “Kami terus membangun keakraban dengan adik-adik sehingga mereka dapat merasa nyaman dengan kehadiran kami,” ujar Yunida.

Program CERIA juga memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa SMPLB Muhammadiyah Golokan, Sidayu, Gresik. Yunida menyebut bahwa cara tim dalam inisiasi program keterampilan menjadi ruang kreasi bagi siswa untuk tampil lebih percaya diri. “Kami berharap melalui program kerja kegiatan kami di sini bisa memberikan dampak positif jangka panjang dan menjadi motivasi siswa inklusi untuk terus berkembang,” tuturnya. 

Kegiatan ini menuai respons positif dengan capaian keberhasilan berupa produk kerajinan meronce buatan siswa. Kegiatan ini pun mendorong siswa inklusi mampu terlibat aktif dan mengekspresikan dirinya secara positif. Tim berharap dengan bekal terampil ini juga akan memupuk kesehatan mental yang terus terjaga.

Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah 

Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra