Sebagai kabupaten yang melahirkan berbagai kekayaan seni, Banyuwangi berkembang menjadi kabupaten penuh tradisi dan inovasi. Tari Gandrung merupakan salah satu simbol kebudayaan Banyuwangi, yang perlu dilestarikan agar tetap ada dan diingat. Dalam rangka itu, Kelompok KKN BBK 5 Universitas Airlangga Desa Purwoasri mengadakan program kerja berupa perlombaan untuk mewadahi semangat berkarya para anak muda setempat. Program ini bertajuk Festival Purwokarya, Rico Efendi selaku Ketua Kelompok, yakin bahwa Desa Purwoasri memiliki segudang karya kreatif yang patut untuk ditampilkan dan diapresiasi. Menurutnya, hal tersebut juga penting untuk dibina sejak dini untuk melahirkan potensi kreatif masyarakat dan terus berkembang agar dapat dikenal secara lebih luas.
Puncak acara berlangsung pada Sabtu (25/01/2025), Festival Purwokarya menghadirkan tiga macam lomba dalam rangkaiannya. Pertama, lomba mewarnai pada tingkat Taman Kanak-kanak (TK), kemudian lomba fashion show dengan busana dari bahan daur ulang pada tingkat Sekolah Dasar (SD), dan lomba pentas seni yang ditujukan untuk partisipan pada tingkat SD juga. Seluruh perlombaan tersebut diikuti untuk anak-anak Desa Purwoasri yang diikuti oleh para siswa dari TK An-Nur, RA Purwanida II, TK PGRI 10. SDI An-Nur, SDN 2 Purwoasri, dan SDN 3 Purwoasri. Masing-masing perlombaan akan diapresiasi melalui pemilihan Juara 1-3, lengkap dengan sertifikat, piala, dan uang saku sebagai bentuk penghargaan atas prestasi mereka. Perlombaan tersebut juga dinilai oleh juri berpengalaman yaitu Kak Yan Tina Tiar yang merupakan salah satu pelatih dari sanggar tari bergengsi di Banyuwangi, Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir.
Berbagai Lomba dan Pertunjukan Seni
Acara Festival Purwokarya ini diselenggarakan di Balai Desa Purwoasri dan dibuka dengan perlombaan mewarnai. Perlombaan ini dihadiri oleh 100 siswa dari TK setempat dan diramaikan dengan kehadiran keluarga siswa sebagai sosok pendukung. Lembar mewarnai dengan tema ‘Budaya Indonesia’ lalu ditorehkan dengan warna yang elok menggunakan berbagai macam alat mewarnai. Antusiasme pengunjung bahkan lebih ramai saat penampilan bergaya fashion show yang ditampilkan oleh para peserta pada jenjang Sekolah Dasar. Masing-masing peserta memamerkan busana cantik nan indah yang dikaryakan sendiri dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Ketertarikan penonton membuncah saat melihat hasil nyata inovasi kreatif pada busana-busana yang dikenakan oleh para peserta. Perlombaan terakhir, yaitu lomba pentas seni, menjadi penutup yang menarik perhatian pada kegiatan hari itu. Masing-masing penampilan meninggalkan bekas mengesankan pada tiap penonton yang melakukan unjuk bakat Tari Gandrung asal Banyuwangi dengan jenis berbeda, yaitu Tari Gandrung Gurit Mangir dan Tari Gandrung Jejer Jaran Dhawuk.
Pelaksanaan berbagai perlombaan pada rangkaian Festival Purwokarya menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka, tetap juga sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya lokal. Setiap perlombaan, mulai dari mewarnai hingga pentas seni, mencerminkan pentingnya dan penghargaan seni sejak usia dini. Tidak hanya berfokus pada perlombaan saja, acara ini juga dimeriahkan oleh kehadiran berbagai tenant UMKM yang menawarkan berbagai macam jajanan dan mainan. Para pengunjung dapat menikmati hidangan kuliner khas Banyuwangi untuk menemani kegiatan mereka dan menambah keseruan acara. Kehadiran para tenant UMKM juga dapat mendukung perekonomian setempat.
Program kerja KKN BBK 5 Universitas Airlangga ini mengintegrasikan kolaborasi antara tiga bidang utama, yaitu ekonomi, pendidikan, dan lingkungan. Selain itu, terdapat tiga poin SDG’s yang dijadikan sebagai landasan, yaitu SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Festival Purwokarya pun dilanjutkan dengan pendampingan dan penyerahan sertifikat sampai tanggal 2 Februari 2024 sampai hari terakhir pelaksanaan BBK 5. Dengan demikian, acara ini berhasil menciptakan kegiatan yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga merayakan keberagaman budaya, sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.
Penulis: Tim KKN Purwoasri