Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa BBK UNAIR Kenalkan Budidaya Maggot sebagai Inovasi Atasi Sampah

UNAIR NEWS – Pengolahan sampah organik menjadi salah satu permasalahan yang kerap ditemukan di berbagai daerah. Berdasarkan fakta tersebut, mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK) ke-2 yang diterjunkan di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan mengenalkan budidaya maggot untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Inovasi Atasi Sampah

Maggot atau belatung dari lalat Black Soldier Fly (BSF) mengonsumsi sampah yang berasal dari bahan-bahan organik, sehingga penguraian sampah organik menjadi lebih sehat, aman dan tidak menyebabkan timbunan.

Bila telah memasuki masa dewasa, maggot akan berubah menjadi lalat dan dapat dikembangbiakkan kembali menjadi telur bakal maggot. Sementara, indukan lalat yang akan mati setelah kawin dan bertelur dapat menjadi pakan ternak berprotein tinggi ataupun pupuk kompos.

“Sehingga dari pada sampah organik milik rumah tangga terbuang dan menimbulkan bau atau dampak lain, lebih bermanfaat bila menjadi pakan maggot yang juga memiliki nilai ekonomis di dalamnya,” sebut Ketua BBK Mertani, Arga Baswara.

Pendampingan Masyarakat

Pada Minggu (16/7/2023), tim BBK 1 dan 2 Mertani menyelenggarakan sosialisasi mengenai perkembangan fase hidup dan potensi maggot. Selain itu, tim yang Adhy Riadhy Arafah SH LL M (Adv) dampingi itu juga menyediakan bahan, alat, telur, serta bayi maggot untuk melakukan sosialisasi budidaya maggot.

Arga selaku ketua BBK Mertani menceritakan bahwa tim juga melakukan pendampingan pada masyarakat setempat.

“Kami juga melakukan pendampingan terhadap semua fase hidup maggot. Mulai dari penetasan telur, perkembangan bayi ke fase dewasa yang siap mengonsumsi sampah organik, hingga fase pra-pupa. Kami juga sudah siapkan kandang khusus untuk maggot yang akan menetas dari pupa menjadi lalat BSF. Beberapa juga sudah berhasil jadi lalat BSF, kawin, dan mati,” tutur Arga.

Harapannya, masyarakat dapat melanjutkan kegiatan secara mandiri dan berkelanjutan, agar memberikan dampak yang maksimal bagi Desa Mertani.

“Mengingat sebagian besar lahan dan mata pencaharian warga Mertani berhubungan dengan usaha tambak, budidaya maggot ini harapannya tidak hanya berguna untuk mengolah sampah, namun juga industri budidaya ikan,” harapnya.

BBK merupakan transformasi dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sebelumnya UNAIR adakan. Program BBK tahun 2023 menerjunkan 3505 mahasiswa terbaiknya di 11 kabupaten dan kota. Mereka fokus merancang program kerja dalam bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Binti Q. Masruroh