UNAIR NEWS – Eksistensi jamu tradisional kini mulai kembali banyak dikenal oleh masyarakat awam maupun mancanegara. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa peminat jamu masih didominasi oleh masyarakat berusia 40 tahun ke atas. Hal inilah yang menjadi dasar dilangsungkannya pameran obat-obatan tradisional orisinil buatan mahasiswa semester 5 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dalam memenuhi mata kuliah Obat Tradisional dan Komplementer.
“Pameran atau expo sebenarnya sudah rutin dilakukan oleh FF UNAIR, tapi untuk melibatkan mahasiswa, baru kali ini. Dan ini menjadi program dalam kurikulum baru,” ungkap Dekan Fakultas Farmasi UNAIR, Prof Junaidi Khotib SSi Apt MKes PhD.
Dr Wiwied Ekasari MSi salah satu dosen FF UNAIR juga menekankan bahwa jamu adalah peninggalan nenek moyang yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh sehingga harus terus dilestarikan. “Mahasiswa juga harus mengetahui dasar ilmu pembuatan jamu karena di era modern ini, sudah banyak hal yang bisa digali, salah satunya adalah formulasi jamu tersebut,” tambahnya.
Pameran obat tradisional berlangsung di lobi FF UNAIR. Mahasiswa mengungkap bahwa proyek ini telah diinformasikan sejak pembacaan kontrak kuliah sehingga waktu persiapan yang dibutuhkan untuk memikirkan dan mengolah jamu sudah cukup banyak.
Tidak hanya jamu yang dikonsumsi, mahasiswa juga memamerkan olahan jamu sebagai sediaan penggunaan luar, seperti minyak, sabun, lulur, dan masih banyak lagi, dengan bahan baku yang berbeda-beda. Sebagai bentuk apresiasi dan penilaian, beberapa dosen juga terjun langsung ke stan-stan mahasiswa dan mencoba beberapa produk yang menarik.
“Ini adalah salah satu cara kita mendekatkan jamu kepada generasi muda karena jika tidak, jamu terancam hilang. Dalam pameran ini, yang digunakan adalah jamu-jamu yang memang warisan nenek moyang,” tutup Wiwied. (*)
Penulis: Leivina Ariani Sugiharto Putri
Editor : Binti Q. Masruroh