Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FH Raih 2nd Runner up National Mediation Competition LAPS SJK

Mahasiswa FH UNAIR Peraih 2nd Runner Up National Mediation Competition LAPS SJK (Foto: Dok. Narasumber)
Mahasiswa FH UNAIR Peraih 2nd Runner Up National Mediation Competition LAPS SJK (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Prestasi gemilang kembali ditorehkan Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR). Kali ini, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UNAIR meraih 2nd runner up perlombaan mediasi besutan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK). Lomba bertajuk “The 1st LAPS SJK Mediation National Competition” tersebut terselenggara pada Sabtu (19/10/24) di Kuningan, Jakarta Selatan. Kompetisi ini terlaksana dalam rangka menyambut tahun ke-4 berdirinya LAPS SJK. 

Terdiri dari lima anggota yang tergabung dalam satu tim, masing-masing memiliki peran dalam praktik di final. Anita Khofifah Iskandar, selaku perwakilan tim menjelaskan bahwa mahasiswa yang tergabung dalam timnya terdiri dari berbagai angkatan. Tim tersebut terdiri dari satu peran mediator, satu sebagai termohon, satu sebagai pemohon dan dua lainnya sebagai kuasa hukum para pihak.

“Dito dari angkatan 2021 sebagai mediator, aku sendiri sebagai termohon perbankan, kuasa hukum perbankan ada Gabriel angkatan 2023, Dhika dari angkatan 2021 sebagai pemohon perusahaan, dan kuasa hukum perusahaan  Rhesita dari angkatan 2022,” ucap Anita. 

Memasuki tahap final dengan melaksanakan praktik langsung, Anita mengaku bahwa kasus yang menjadi fokus mereka murni diberikan oleh panitia penyelenggara. “Kasusnya sudah disiapkan sama panitia, tapi kita diperbolehkan untuk melakukan pengembangan kasus, karena kita perlu menentukan pihak-pihak yang terlibat. Itu termasuk poin penting,” ceritanya. 

Mahasiswa FH UNAIR Peraih 2nd Runner Up National Mediation Competition LAPS SJK Berfoto dengan Dosen Pembimbing (Foto: Dok. Narasumber)
Mahasiswa FH UNAIR Peraih 2nd Runner Up National Mediation Competition LAPS SJK Berfoto dengan Dosen Pembimbing (Foto: Dok. Narasumber)

Lebih lanjut, Anita menjelaskan mengenai kasus yang mereka peroleh. Yakni konflik antara perusahaan kelapa sawit dan perbankan. Singkatnya, perusahaan kelapa sawit mendapat dugaan melakukan ekspansi bisnis dengan deforestasi ke hutan primer yang menyebabkan pihak bank segera mengambil tindakan.

“Nah, di situ kami mengembangkan isu deforestasi. Di mana perluasan lahan primer adalah sesuatu yang terlarang. Kemudian kami menambahkan isu penyalahgunaan biaya (side streaming) oleh perusahaan. Adanya mediasi ini untuk tercapainya win-win solution terhadap kedua belah pihak,” ujar Anita. 

Selain singkatnya waktu persiapan menuju final, Anita juga menyebutkan bahwa proses Ppngerjaan berkas lomba beriringan dengan jadwal UTS dan sidang proposal skripsi. Tantangan lain ketika menentukan dosen pembimbing, praktisi dari perbankan dan praktisi dari firma hukum secara mandiri. 

“Susah-susah gampang sebenarnya. Selain melobi dosen di kampus, kami juga harus punya relasi orang luar yang expert  di bidangnya. Sebisa mungkin kita merangkul institusi-institusi  yang bisa kita jadikan sumber pengetahuan dan pengalaman baru,” tuturnya. 

Pada akhir, Anita menegaskan bahwa kompetisi ini menjadi langkah besar bagi mereka, karena bisa terstimulasi oleh ide-ide baru terkait mediasi. “Besar harapan kami untuk bisa berpartisipasi di kompetisi mediasi selanjutnya. Karena skill mediasi ini penting bagi mahasiswa fakultas hukum seluruh Indonesia,” pungkas Anita. 

Penulis : Zahwa Najiba Putri Malika

Editor : Yulia Rohmawati