Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FIB Eksplorasi Sistem Pendidikan dan Budaya Malaysia dalam Program Internasional

Afrigh Abrar Brahmantya, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, terpilih sebagai delegasi dalam Student Mobility Program di INTI International University, Malaysia
Afrigh Abrar Brahmantya, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, terpilih sebagai delegasi dalam Student Mobility Program di INTI International University, Malaysia (Fotot: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Afrigh Abrar Brahmantya, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), terpilih sebagai delegasi dalam Student Mobility Program di INTI International University, Malaysia. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Airlangga Global Engagement (AGE) dan INTI International University.

Kegiatan ini berlangsung dari Agustus hingga Desember mendatang. Tidak sendiri, dalam program ini Afrigh juga akan berkolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai negara. Antar lain Pakistan, Nigeria, Kazakhstan, China, Malaysia, Myanmar, Bangladesh, Yordania, Maladewa, Afrika Selatan, dan Papua Nugini.

Sebelumnya, Afrigh harus mengikuti berbagai proses seleksi. Beberapa di antaranya meliputi penilaian berkas CV, skor IELTS, pengalaman organisasi, serta surat komitmen. Proses ini memastikan para kandidat memiliki kualifikasi yang mumpuni sebelum diterima.

Di INTI International University Malaysia, ia mempelajari Digital Media and Public Relations. Afrigh menuturkan bahwa secara umum sistem pembelajaran di kampus tersebut mirip dengan di Indonesia, di mana terdapat dosen yang berperan sebagai pengajar utama. Namun, ada perbedaan signifikan. “Di sini, proyek-proyeknya lebih ke case study dan praktik langsung. Kami sering kali diminta untuk memecahkan masalah nyata atau membuat event yang relevan,” jelas Afrigh.

Afrigh bersama delegasi lain dalam program pertukaran mahasiswa INTI International University Malaysia
Afrigh bersama delegasi lain dalam program pertukaran mahasiswa INTI International University Malaysia (Foto: Dok. Narasumber)

Lebih lanjut, Afrigh menjelaskan bahwa perkuliahan terbagi menjadi dua sesi utama, yaitu lecture dan tutorial. Sesi lecture berbentuk seperti perkuliahan pada umumnya, di mana dosen menyampaikan materi teori. Sementara itu, sesi tutorial memiliki format yang lebih interaktif.

“Sesi tutorial ini lebih seperti mentoring, di mana kami bisa langsung berdiskusi dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Ini membantu kami memahami materi secara lebih mendalam,” tambahnya.

Jembatan Antara Teori dan Praktik

​Dengan sistem yang mengedepankan praktik dan bimbingan, pengalaman Afrigh di INTI International University menunjukkan bahwa kurikulum yang diterapkan mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Hal ini memberikan nilai tambah bagi mahasiswa, untuk menghadapi tantangan di dunia profesional.

Salah satu hal yang paling berkesan bagi Afrigh adalah keberagaman (diversity) mahasiswa dari berbagai belahan dunia yang ditemuinya. “Di sini saya bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia. Kami tidak hanya belajar bersama di kelas, tapi juga berbagi cerita tentang budaya masing-masing,” jelasnya.

​Selama menjalani program, Afrigh juga merasakan langsung pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) yang menantang sekaligus memotivasi. Lebih dari itu, ia juga mengalami langsung apa yang disebut sebagai cultural immersion. Di mana ia menyelami kebiasaan dan cara pandang dari berbagai negara, terutama dari rekan-rekan studinya. “Ada banyak momen yang membuat saya belajar. Salah satunya ketika saya harus berkomunikasi dengan teman-teman dari Cina yang memiliki kendala dalam berbahasa Inggris,” ceritanya. 

​Program ini mempunyai beberapa benefit yaitu mendapatkan biaya perkuliahan (tuition fee) dan akomodasi tempat tinggal. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk fokus sepenuhnya pada studi dan pengalamannya. ​Pengalaman Afrigh dalam mengikuti pertukaran mahasiswa ini menjadi bukti bahwa studi di luar negeri membawa banyak manfaat. Terutama untuk menjalin relasi global dan kembali dengan bekal ilmu yang lebih luas.

Penulis: Arifatun Nazilah

Editor: Yulia Rohmawati