Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FIB UNAIR Jadi Delegasi Konferensi Internasional di NTU Singapura

Alfian Widi Santoso saat mempresentasikan penelitiannya. (Foto: Dokumentasi Narasumber)
Alfian Widi Santoso saat mempresentasikan penelitiannya. (Foto: Dokumentasi Narasumber)

UNAIR NEWS – Kabar membanggakan datang dari mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (UNAIR). Ialah  Alfian Widi Santoso, mahasiswa program studi Ilmu Sejarah yang berhasil menjadi delegasi dalam 9th International Conference of the History of Medicine in Southeast Asia. Konferensi yang diselenggarakan oleh IASTAM (International Association of Traditional Asian Medicine) dan HOMSEA (History of Medicine in Southeast Asia) tersebut berlangsung pada 9 – 11 Juni 2023 di Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Dalam konferensi tersebut, mahasiswa yang kerap disapa Widi itu mengangkat penelitian tentang sejarah kesehatan lokal di Kota Jombang. Ia secara spesifik meneliti bagaimana perkembangan dan kondisi kesehatan masyarakat di Jombang pada masa kolonial.

“Jadi, tema yang aku ambil itu History of Public Health in Dutch-Indies dan aku secara spesifik mengambil topik public health (kesehatan masyarakat) di Jombang pada masa kolonial,” terangnya.

Kedekatan Emosional

Widi menuturkan, pemilihan topik kesehatan masyarakat di Kota Jombang bukanlah tanpa alasan. Ia mengaku memiliki kedekatan emosional dengan Kota Jombang lantaran ia lahir dan besar di tempat yang mendapat julukan sebagai Kota Santri itu.

“Aku ambil masalah kesehatan masyarakat di Jombang karena aku punya kedekatan emosional dan intelektual yang memadai,” ucap Widi.

Selain itu, dalam penelusuran awal yang ia lakukan, ternyata Widi menemukan berbagai tentang sejarah kesehatan di Kota Jombang yang menurutnya menarik. Ia menemukan fakta-fakta baru, seperti pengasingan koloni penderita lepra di Kota Jombang.

“Dari proses penelusuranku, ternyata aku menemukan hal-hal menarik. Misalnya saja koloni lepra yang diasingkan dan sebagainya,” imbuhnya.

Pengalaman Berharga

Mengikuti konferensi internasional merupakan pengalaman berharga bagi Widi. Melalui konferensi itu, ia berkesempatan untuk bertemu dan bahkan melakukan diskusi secara langsung dengan para akademisi sejarah terkemuka dari berbagai negara. 

“Pas lunch dan coffee break itu kita buat diskusi soal sejarah antar negara gitu, semacam diskusi kecil soal studi komparatif. Kebetulan tema besarnya adalah soal pengobatan tradisional dan pengaruh barat serta china di pengobatan SEA,” ujar Widi.

Berbekal pengalaman itu, Widi berharap dapat mengikuti konferensi internasional lainnya di masa mendatang. Ia juga berharap agar ke depan dapat melakukan penelitian sejarah lainnya dan dapat menggali potensi-potensi sejarah lokal di berbagai daerah.

“Semoga ke depan bisa mengikuti konferensi lagi karena di sana aku belajar banyak sekali soal Asia Tenggara. Harapan lainnya, semoga aku bisa bikin riset yang lebih menarik lagi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q. Masruroh