UNAIR NEWS – PUI-PT Center of Excellence for Patient Safety and Quality bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan pembekalan bagi mahasiswa FK UNAIR pada Rabu (25/9/2924). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye global untuk memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day/WPSD) 2024.
Pembekalan tersebut diikuti oleh 70 mahasiswa dari program studi Kedokteran dan Kebidanan. Tema dalam acara ini sejalan dengan tema WPSD 2024, yaitu “Improving Diagnosis for Patient Safety: Empowering Heatlh Workers, Patients, and Families for Safer Healthcare”.
Rangkaian Kegiatan
Dua narasumber dari FK UNAIR hadir memberikan materi pada peserta. Keduanya adalah Dr Purwo Sri Rejeki dr MKes dan Dewi Ratna Sari dr MSi. Sebelum sesi materi, seluruh peserta mengikuti pre-test selama 10 menit untuk mengukur pengetahuan awal mereka.
Sesi pertama mulai pukul 15.00 WIB, dengan Dr Purwo Sri Rejeki membawakan materi bertema “Memahami Kesalahan Diagnosis: Penyebab dan Dampaknya”. Dalam paparannya, Dr Purwo menguraikan definisi kesalahan diagnosis menurut NAM dan WHO.Ia juga memberikan gambaran mengenai seberapa besar dampak kesalahan diagnosis di tingkat global. Baik di negara maju maupun negara berkembang.
Dr Purwo juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kesalahan diagnosis. Termasuk bias kognitif dari dokter, masalah komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien, serta faktor organisasi. Dr Purwo menekankan pentingnya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien, serta perlunya dokter dan perawat untuk lebih mendengarkan pasien dan melakukan pre-work. Seperti mempelajari riwayat medis, gejala, serta hasil laboratorium pasien sebelum melakukan diagnosis.
Pada sesi kedua, Dewi Ratna Sari menyampaikan materi berjudul “Mengoptimalkan Peran Pasien dan Keluarga dalam Proses Diagnosis”. Ia menyoroti pentingnya keterlibatan aktif pasien dan keluarganya dalam proses diagnosis untuk meningkatkan keselamatan pasien. Dewi juga membahas hak-hak pasien serta pentingnya komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien. Terutama dalam pengambilan keputusan bersama terkait langkah-langkah pengobatan. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan membangun hubungan terapeutik yang lebih baik antara tenaga kesehatan dan pasien.
Selama sesi diskusi, peserta dengan antusias mengajukan pertanyaan terkait teknik komunikasi dengan pasien yang memiliki latar belakang yang beragam, serta cara berkomunikasi efektif antar tenaga kesehatan. Di akhir kegiatan, peserta mengerjakan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka selama pembekalan. Acara ditutup pada pukul 17.00 WIB dengan sesi foto bersama antara narasumber dan seluruh peserta.(*)
Penulis: Theofeus Immanuel, SKM
Editor: Yulia Rohmawati