UNAIR NEWS – Sebanyak 36 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ciputra (UC) mengunjungi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) pada Jumat (1/3/2024). Mereka berkunjung dalam rangka mengikuti Bone Class di Ruang Adi Sukadana. Program Bone Class merupakan sebuah workshop yang diinisiasi oleh Museum Etnografi FISIP UNAIR. Program tersebut menggunakan metode praktik secara langsung atau hands-on menggunakan tulang asli manusia sebagai objek pengamatannya.
Sambutan Bayu Delta Murti Ssos MA yang juga selaku kurator Museum Etnografi membuka Acara Bone Class. “Antropologi forensik merupakan cabang ilmu yang mempelajari sisa rangka yang ditemukan. Tujuan antropologi forensik sendiri untuk menemukan banyak data dari sedikitnya temuan sisa rangka,” ujar Bayu.
Kenali Rangka
Dosen Antropologi FISIP UNAIR itu kemudian menjelaskan mengenai rangka atau tulang-tulang manusia berdasar pengenalan bagian tubuh manusia. Selain dari Bayu, para mahasiswa mendapat materi dari Rizky Sugianto Putri Sant Msi atau yang akrab disapa Kyky.
Kyky menjelaskan materi tentang perbedaan jenis kelamin, tinggi badan, dan keunikan individu serta kondisi patologi melalui identifikasi rangka. Para mahasiswa tampak antusias menyimak materi yang disampaikan keduanya. Mereka juga berkesempatan melihat tulang manusia asli secara langsung seperti tengkorak, gigi, hingga tulang belakang.
“Jadi, Bone Class yang diselenggarakan hari ini merupakan kelas rutin yang diinisiasi oleh Museum Etnografi. Tujuannya adalah untuk memberikan pelatihan antropologi forensik, khususnya terkait bagaimana antropologi forensik digunakan untuk proses identifikasi di sebuah kasus. Kelas ini bisa diikuti anak SD, SMP, SMA, sampai praktisi. Nah, kebetulan yang meminta kelas hari ini adalah FK UC,” tutur Kyky.
Kyky berharap kerja sama antara UC dengan Museum Etnografi dapat kembali diadakan pada masa mendatang. Misalnya, penyelenggaraan Bone Class secara berkala.
Sementara itu, peserta Bone Class Patricia dan Gita mengaku kepo dengan kebudayaan dan kematian karena membaca blog Museum Etnografi. Rasa ingin tahu yang berlebih itulah yang kemudian mendorongnya untuk melihat langsung Museum Etnografi dan mengikuti Bone Class.
“Apalagi, katanya museum ini kan satu-satunya museum tentang kematian di Indonesia. Jadi, kami excited buat lihat dalamnya museum,” ungkapnya.
“Harapannya, semoga ada ilmu atau knowledge yang didapat dari kunjungan hari ini,” imbuh Patricia dan Gita.
Penulis: Humas FISIP UNAIR
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Menuju ICAS 2024, Leiden University Kunjungi Museum Etnografi FISIP UNAIR