Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FKM Inisiasi Program Pencegahan DBD di Desa Plosojenar

Foto Kegiatan Mahasiswa Kelompok 7 FKM bersama warga lokal saat melaksanakan PKL program Sobat Cantik (Foto: Dok. Narasumber)
Foto Kegiatan Mahasiswa Kelompok 7 FKM bersama warga lokal saat melaksanakan PKL program Sobat Cantik (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam Kelompok 7 telah sukses melaksanakan program pada Praktik Kerja Lapangan (PKL). PKL tersebut berlangsung di Desa Plosojenar, Kabupaten Ponorogo. Program bernama Plosojenar Hebat Cegah Atasi Jentik (Sobat Cantik) ini merupakan inisiasi David, Amel, Cici, Aldila, Ayu, Maghda, Adila, Diana, Karisma, Azka, Yasmin, dan Juan. Program yang berfokus pada pencegahan demam berdarah dengue (DBD) ini terlaksana pada Rabu (22/1/2025) hingga Minggu (26/1/2025).

Sobat Cantik melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa PKL UNAIR, Puskesmas Kauman Baru Kabupaten Ponorogo, perangkat desa, tenaga kesehatan, serta ibu-ibu kader jumantik di Desa Plosojenar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) dari 86 persen menjadi minimal 95 persen dalam kurun waktu enam bulan. Sesuai dengan standar baku mutu kesehatan lingkungan. 

Yasmin Lail Ramadhani, yang kerap disapa Yasmin mengatakan penyusunan program Sobat Cantik  berawal dengan identifikasi masalah. “Setelah mendapatkan list masalah, kami menentukan prioritas masalah. Prioritas masalah yang kami temukan dan putuskan bersama pihak Desa Plosojenar adalah angka bebas jentik yang belum mencapai standar,” kata Yasmin.

Lebih lanjut, Yasmin mengungkapkan Sobat Cantik mencakup tiga sub kegiatan. Yaitu seminar kader interaktif, workshop eco enzyme, dan pembuatan media KIE. Seminar kader interaktif memberikan pelatihan mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan komunikasi efektif melalui diskusi dan roleplay. 

“Lalu, workshop eco enzyme yaitu praktik pengelolaan sampah organik menjadi eco enzyme, sebagai pengendalian nyamuk secara alami. Dan terakhir, pembuatan media KIE melalui penyuluhan dan media sosial berupa delapan lembar balik, 30 kalender, satu lagu edukasi, dan satu video edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait PSN,” ujar Yasmin.

Untuk keberlanjutan program Sobat Cantik, Yasmin dan tim memberdayakan bank sampah desa sebagai pengawas fermentasi eco enzyme. “Memberdayakan bank sampah tentunya memberikan dampak kepada bank sampah Desa Plosojenar yaitu meningkatkan eksistensi bank sampah di masyarakat,” ucap Yasmin.

Yasmin bercerita, agar program ini tetap berlanjut, ia dan tim menyusun sistem monitoring dan evaluasi yang mencakup proses, dampak, dan hasil. Dengan pemanfaatan media WhatsApp, mahasiswa tetap dapat memastikan program tetap berjalan walaupun sudah menyelesaikan masa PKL. “Sobat Cantik tidak hanya menjadi program sementara, tetapi dapat terus berjalan sebagai gerakan mandiri masyarakat dalam pencegahan DBD,” ulas Mahasiswa FKM tersebut.

Kepada UNAIR NEWS, Yasmin menjelaskan program ini memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan masyarakat. “Manfaat program ini bagi mahasiswa yaitu dapat menerapkan ilmu serta mengasah keterampilan kerja tim dan komunikasi. Sementara itu, desa dan puskesmas memperoleh peningkatan kesadaran akan pemberantasan sarang nyamuk,” imbuhnya..

Sebagai penutup, Yasmin dan tim berharap program ini dapat terus berjalan dalam jangka waktu panjang. “Semoga program ini tak hanya sekedar PKL mahasiswa, tetapi juga terus berlanjut sebagai program seluruh warga Desa Plosojenar,” pungkasnya.

Penulis: Yang Ramadia Nurya Syifa

Editor: Yulia Rohmawati