UNAIR NEWS – Mahasiswa Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) Muhammad Zidan Albihar torehkan prestasi yang membanggakan. Ia berhasil meraih juara I kompetisi taekwondo dalam Japan WATA International Championship yang berlangsung di Osaka, Jepang pada (27/4/2025).
Kompetisi ini merupakan pertandingan taekwondo yang terbuka untuk seluruh negara. Terdapat 30 negara yang menghadiri. Cabang yang dilombakan pada kompetisi ini antara lain Kyorugi (fight), Poomsae (seni) dan Freestyle.
“Peserta yang terdiri dari 30 negara di antaranya Singapura, Hongkong, Amerika, Portugal dan lainnya. Kemudian di sini tim UNAIR mengirimkan perwakilan sebanyak empat mahasiswa di cabang Poomsae. Mereka masuk dalam kategori berpasangan dan perorangan,” ungkap Zidan.
Pengalaman Pertama
Zidan menyampaikan bahwa kompetisi tersebut terselenggara setiap tahun sekali. Ia juga mengungkapkan bahwa terlaksananya kompetisi di Jepang menjadi pengalaman yang menarik dan unik.
“Mengikuti kompetisi ini menjadi hal yang menarik bagi saya daripada yang sebelumnya. Hal tersebut karena Jepang merupakan negara yang memiliki kedisiplinan yang baik, sehingga berjalannya perlombaan dapat kami ikuti dengan tepat. Selain itu juga ada pertunjukan freestyle dengan atraksi-atraksi saat waktu istirahat berlangsung,” ucapnya.
Kompetisi internasional ini menjadi sebuah pengalaman baru bagi Zidan. Ia berkesempatan untuk bertemu dan menjalin relasi dengan atlet-atlet dari berbagai negara. “Tentu pengalaman dalam mengikuti lomba ini sangat berkesan dan tidak terduga. Hal yang tidak terduga yaitu saya dan tim memperoleh medali, mengingat ini menjadi pengalaman pertama bertanding di kancah Internasional,” jelas Zidan.
Penyesuaian Kondisi Lapangan
Hadirnya banyak negara yang menjadi pesaing membuat Zidan harus lebih giat dalam latihan. Iklim pertandingan yang berbeda mengharuskan latihan agar tetap konsisten. Porsi latihan dilakukan seminggu tiga kali bahkan setiap hari sebelum berangkat.
“Kami harus melakukan latihan dengan porsi yang lebih dari biasanya dengan melalui rangkaian latihan sejak satu hingga dua tahun yang lalu. Sedangkan latihan intensif dimulai sejak satu bulan sebelum keberangkatan ke Jepang. Porsi latihan yang ditentukan tersebut juga bertahap dari waktu ke waktu,” imbuhnya.
Dukungan terus datang dari berbagai pihak mulai dari universitas hingga program studi. Zidan sangat terbantu akan hal tersebut. Pada akhir, ia berpesan kepada teman mahasiswa yang lain bahwa apapun kompetisinya jangan mudah bosan dalam berproses dan tetap konsisten.
Penulis: Ersa Awwalul Hidayah
Editor: Yulia Rohmawati