UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dua mahasiswa FTMM yaitu Alvyan Ananta Asis (Teknik Elektro 2024) dan Albert Rafael (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan 2022) berhasil meraih Juara 2 dalam Festival Ilmiah Mahasiswa (FILM) 2025 yang berlangsung di Universitas Sebelas Maret (UNS).Â
Kompetisi bergengsi itu mengusung tema inovasi teknologi untuk pembangunan berkelanjutan. Tim UNAIR mencuri perhatian lewat gagasan berbasis kecerdasan buatan yang memberdayakan petani rumput laut Indonesia.
Awal mula partisipasi mereka berawal dari informasi lomba yang dibagikan himpunan mahasiswa FTMM. Ketertarikan pada isu maritim Indonesia mendorong keduanya mengembangkan solusi teknologi bagi masalah struktural yang dihadapi petani rumput laut.
“Kami terinspirasi dari kisah Bu Tiah, petani rumput laut di Sulawesi Selatan yang kesulitan mendapatkan harga layak meski Indonesia menjadi produsen terbesar kedua dunia,” ujar Albert. Fakta bahwa petani hanya menerima 4-7 persen dari nilai akhir produk sementara tengkulak mendominasi rantai pasok menjadi latar belakang utama karya mereka.
Platform AI untuk Transformasi Ekonomi Maritim
Esai berjudul NauticalNurture: Strategi Digital Berbasis Deep Learning untuk Memperkuat Hilirisasi Rumput Laut itu menawarkan platform terintegrasi berbasis kecerdasan buatan. Solusi ini dirancang untuk mengatasi empat masalah utama: klasifikasi kualitas rumput laut melalui analisis citra, prediksi waktu panen optimal, pemetaan rantai pasok, dan analisis harga pasar real-time. Keunggulan platform terletak pada pendekatan Quadruple Helix yang melibatkan petani, pemerintah, industri, dan akademisi dalam satu ekosistem digital.
Proses Kreatif Penuh Tantangan
Tim menghabiskan tiga bulan untuk menyusun esai, mulai dari riset literatur hingga wawancara dengan petani dan ahli kelautan. “Tantangan terbesar adalah menyederhanakan konsep teknis deep learning agar juri mudah memahami, tanpa kehilangan kedalaman analisis,” ungkap Alvyan.
Persiapan mereka sempat terkendala jadwal UTS, tetapi dukungan dosen pembimbing dan latihan intensif membantu mereka menyajikan presentasi yang memukau di babak final. “Saat diumumkan sebagai Juara 2, rasanya semua kerja keras terbayar. Ini bukan sekadar kemenangan pribadi, tapi pengakuan atas potensi solusi kami untuk mengubah nasib petani rumput laut,” kata Albert.
Kedua mahasiswa berharap NauticalNurture tidak berhenti di tataran konsep. “Kami sedang menjajaki kolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengimplementasikan platform ini,” tambah Alvyan.
Inspirasi bagi Mahasiswa Lain
Kedua inovator berpesan bahwa jadilah problem solver yang berani keluar dari zona nyaman. Prestasi akan mengikuti ketika karya lahir dari kebutuhan riil masyarakat. Mereka menargetkan NauticalNurture bisa menjangkau 1,1 juta petani rumput laut Indonesia dalam lima tahun mendatang.
Penulis: Nafiesa Zahra
Editor: Khefti Al Mawalia