UNAIR NEWS – Bagi sebagian mahasiswa, mengikuti sebuah Konferensi Internasional merupakan kesempatan berharga. Apalagi ketika berada di negeri orang dan berada dalam satu panel bersama para presenter lain yang mayoritas sudah memiliki gelar seperti seorang master dan doktor. Hal inilah yang dirasakan sembilan mahasiwa Hubungan Internasional (HI), Universitas Airlangga, ketika mengikuti International Conference on Advancement of Development Administration (ICADA) di National Institute of Development Administration (NIDA) Bangkok, Thailand.
“Panel diskusi dan presentasi disini (Konferensi-red) tidak jauh beda dengan yang kita pelajari di kampus, pembahasannya juga tidak jauh berbeda, jadi kurang lebih kita bisa mengikuti,” tutur Eric Wicaksono, mahasiswa semester delapan HI UNAIR.
Ada ulasan menarik bagi mahasiswa HI, ketika Kobsak Pootrakool, Ph.D., Vice Minister for Office of the Prime Minister memaparkan keynote-speech mengenai perkembangan terkini Thailand dan integrasi kawasan di era globalisasi bersama negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam. Pembahasan ini menjadi informasi yang unik bagi mahasiswa HI, khususnya mengenai studi Asia Tenggara. Panel diskusi tersebut juga membahas mengenai ASEAN and Globalization: New Paradigm, Interdependency, Democracy, and Accountability.
“Pembahasan mengenai materi diskusi ini sangat menarik, nyambung dengan paper yang kami buat untuk dipresentasikan,” ujar Reza Felayati, mahasiswa semester enam HI UNAIR.
Konferensi yang diadakan mulai tanggal 26 hingga 28 Mei tersebut dilanjutkan dengan presentasi paper baik individu maupun kelompok. Sembilan mahasiswa tersebut memaparkan enam paper dengan kajian yang berbeda. Antara lain; Human Rights Violation towards Indonesian Migrant Workers in Malaysia; Community Based Tourism as Strategic Way to Enhance Economic Growth in Banyuwangi, Indonesia; ASEAN-EU Regional Comparison; Cultural, Ideological and Diversity Issues; Indonesia’s Role in Fostering Maritime Interconnectivity in Southeast Asia; Role of Small and Medium Enterprises in Indonesia for ASEAN Economic Community: Empowering Economy and Solve the Poverty; dan Digital Divide in ASEAN: Analyzing Regional Integration through Information and Communication Technology Development.
“Ini konferensi internasional pertama yang saya ikuti, saya sempat grogi diawal ketika presentasi paper, tapi selanjutnya sudah bisa menyesuaikan,” ungkap Noviawati Lesmana, mahasiswa semester dua HI UNAIR.
Konferensi ini dihadiri oleh banyak presenter dari berbagai negara, tercatat ada tiga belas negara hadir. Dari Indonesia terdapat tiga belas presenter, yang mana sembilan diantaranya adalah mahasiswa UNAIR. Menurut Ahmad Safril, dosen HI UNAIR, keikutsertaan mahasiswa dalam Konferensi Internasional ini merupakan suatu hal yang membanggakan.
“Saya bangga dengan adik-adik mahasiswa di sini, mereka telah berusaha untuk bisa memaparkan paper buatan mereka,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahalla Tsauro
Editor : Dilan Salsabila