Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Magang di Pertambangan Australia, Apa Bisa?

UNAIR NEWS – Paradigma masyarakat terhadap program studi kesehatan masyarakat adalah mencetak lulusan yang akan bekerja di sektor kesehatan rumah sakit dan puskesmas. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ilmu kesehatan masyarakat terus berkembang.

Kesehatan masyarakat merupakan program studi dengan konsentrasi keilmuan yang sangat luas, salah satunya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dibuktikan melalui kontribusi dan keberhasilan Rizka Denia Cormita yang berhasil magang sebagai HSE di PT. Thiess Contractor Indonesia (TCI) selama 1,5 bulan.

“Saya tertarik sekali dengan dunia K3 sejak awal berstatus mahasiswa kesehatan masyarakat. Menurut saya K3 adalah keilmuan kesmas yang spesifik dalam lingkup pekerja. Implementasi dari konsentrasi ini adalah menjaga keoptimalan keselamatan bagi para pekerja dimanapun berada,” ujar Rizka.

Kepada UNAIR NEWS mahasiswa semester delapan itu menambahkan bahwa banyak hal yang ia pelajari selama magang. Di antaranya business project PT TCI, sistem manajemen keselamatan pertambangan, regulasi berkaitan dengan K3, pelatihan safety (safety induction, safety fatigue, APAR, dan sebagainya), penerapan budaya K3 PT TCI, dan exposure dari keseluruhan departemen PT TCI.

“Teori keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat luas. Akan tetapi, realisasi ilmu K3 di sektor pertambangan sangatlah kompleks dan dinamis. Hal inilah yang menjadi tantangan untuk terus belajar dan melatih skill problem solving dalam merespon problematika pertambangan di sana,” ucapnya.

Ia menambahkan, program magang di perusahaan Australia itu sangat menyenangkan. Perusahaan tersebut juga mengedepankan equality gender sehingga tidak ditemukan tindakan abuse dan harassment di lingkungan kerja bagi pekerja perempuan. Selain itu, perusahaan itu sudah sangat baik dalam merancang dan memonitoring implementasi program dalam meningkatkan safety awareness pada pekerjanya. Tindakan pemantauan itu didukung juga oleh penyediaan pelatihan bagi masing-masing departemen sesuai kebutuhan.

Mahasiswa kelahiran Depok itu juga menambahkan bahwa PT TCI memiliki standarisasi yang tinggi perihal budaya keselamatan melalui regulasi dan Thiess Safety Essential. Luaran dalam proses magang berupa pemahaman mendalam seputar SMKP (Sistem Manajemen Kesalamatan Pertambangan) serta memberikan gambaran budaya kerja dan sistem gerak di pertambangan itu sendiri.

“Harapannya melalui program magang ini dapat menjalin kerja sama PT Thiess Contractor Indonesia dengan FKM UNAIR secara berkelanjutan. Perkuliahan hanya 40 persen, memberikan implikasi keilmuan secara nyata di lapangan. Sehingga mahasiswa harus terus berupaya mengasah hard skill dan soft skill melalui magang dan belajar langsung di lapangan. Semoga melalui program magang ini saya dapat menjadi GDP PT TCI di masa mendatang,” imbuh Rizka di akhir penyampaian. (*)

Penulis: Afan Alfayad

Editor: Binti Q. Masruroh