Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa Kesmas FIKKIA jadi Penyaji Terbaik Banyuwangi Batik Festival

Penampilan Modelling K’ Sabitha Yang Tampak Anggun di BBF 2024 (Sumber: Istimewa)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti menghasilkan insan berprestasi. Kali ini prestasi datang mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) yang berhasil menyabet gelar penyaji terbaik Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2024. Sosok tersebut adalah K’ Sabitah Dahayu Maheswari Darma Muslimin dari Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKKIA. Batik Festival sendiri berlangsung pada Jumat (18/10/2024) di Hutan Djawatan, Banyuwangi.

Kontribusi Menjaga Budaya

K’ Sabitah Dahayu Maheswari Darma Muslimin menuturkan keikutsertaan dalam ajang tersebut dilatarbelakangi karena keinginannya berkontribusi dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya yang harus dijaga. Selain itu, sebagai seorang model, Ia juga merasa bangga menampilkan karya seni batik di panggung. 

Ia juga ingin menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal. Oleh karena itu, rasa bangga dan haru menyelimuti Sabitah selepas menjadi penyaji terbaik dalam acara itu. “Ini adalah penghargaan yang luar biasa. Terutama bisa berkontribusi dalam melestarikan budaya lokal melalui karya batik,” katanya.

K’ Sabitha Mendapatkan Penghargaan Penyaji Terbaik Banyuwangi Batik Festival 2024 (Sumber: Istimewa)

Desain elegan dan alami bermodel mermaid yang terinspirasi dari keindahan taman terpancar dari busana yang Sabitah kenakan. Kombinasi elemen batik jenon tradisional dengan perpaduan desain modern. Motif bunga berpola geometris pada kain mencerminkan keindahan alam yang teratur. 

Motif tersebut juga menggambarkan harmoni antara alam dengan manusia. Warna coklat keemasan menciptakan nuansa hangat dan mewah seperti suasana sore hari. “Potongan mermaid digunakan untuk menciptakan tampilan anggun dan dramatis,” jelasnya.

Batik bermotif jenon berbentuk belah ketupat juga mengandung makna mendalam. Bentuk kopat mengandung makna “ngaku lepat” atau mengakui kesalahan. Kopat berbahan janur yang berarti “sejatining nur” atau cahaya sejati. Aksesori mahkota bunga dan tas bordir melengkapi tampilan pesta kebun yang mewah dengan kesan alami. “Aksesori emas menambah kemewahan dan simbol kemakmuran. Sesuai dengan suasana pesta kebun yang glamor namun tetap alami,” tambahnya.

Bagi Sabitha kunci utama memberikan penampilan terbaik adalah mempersiapkan diri dan memahami makna busana. Selain itu, selalu berpikir positif dan percaya kemampuan diri sendiri juga penting. Ketika berada dalam pentas, model juga harus menikmati setiap momen serta menyampaikan rasa bangga terhadap budaya. 

Sabitha berharap agar generasi muda semakin mencintai budaya lokal dan bangga menampilkan identitas budayanya. “Saya berharap bisa terus berpartisipasi dalam acara-acara budaya dan membantu memperkenalkan batik Banyuwangi ke masyarakat luas. Bahkan hingga ke mancanegara,” tutupnya. 

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Edwin Fatahuddin