UNAIR NEWS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 67 Universitas Airlangga menyelenggarakan edukasi alat kontrasepsi pada masyarakat di Kabupaten Kediri. Edukasi tersebut dilatarbelakangi tingginya angka pernikahan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan individu menjadi seorang ibu.
Kegiatan tersebut menyasar seujmlah 30 perempuan usia 15 – 45 tahun pada Selasa (17/01/2023) di Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Mereka yang memberikan edukasi di antaranya Ega Ayunda, Qurrota Ayuni Imama, Ayunisa Dinda Nur Rahma, Muhammad Rafi Sabitsa Rais, Ega Atunda Ashar, Nadia Fitri Anggraini, Adinda Afifah, dan Risa Nurul Asiah.
Muhammad Rafi Sabitsa Rais selaku ketua pelaksana menyebutkan manfaat kegiatan. Yaitu lain meningkatkan wawasan dan awareness ibu-ibu dan remaja putri terkait pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yang sejalan dengan program pemerintah yaitu keluarga berencana.
Mahasiswa semester enam tersebut menambahkan, “Ada beberapa poin yang kami sampaikan dalam edukasi ini di antaranya pengantar tentang program keluarga berencana, syarat kontrasepsi yang baik, dan macam-macam alat kontrasepsi”.
Pengantar Program KB
Kelompok mahasiswa KKN tersebut menyampaikan, keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah untuk menekan angka kelahiran dengan pengadaan kontrasepsi. Upaya yang dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi ini bersifat sementara dan permanen. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Syarat Kontrasepsi yang Baik
Rafi menambahkan, ada beberapa syarat kontrasepsi yang baik, antara lain aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, tidak ada efek samping yang merugikan, lama kerja dapat diatur sesuai keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, cara penggunaan yang sederhana, dapat diterima pengguna, serta dapat diterima oleh pasangan.
Macam-macam Alat Kontrasepsi
Rafi mengatakan, alat kontrasepsi sangat bervariasi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Alat kontrasepsi tersebut yaitu pil KB, suntik satu dan tiga, implant (susuk), IUD (spiral), dan kondom. Adapun spesifikasinya di antaranya:
- Pil KB terdiri dari pil kombinasi (berisi hormon progresteron dan esterogen) dan pil progestin (hanya hormon progresteron). Kelebihan jenis ini adalah aman untuk dikonsumsi oleh semua ibu, membantu mengurangi pendarahan menstruasi dan kram, dan efektif diminum setiap hari. Sedangkan kekurangannya adalah tidak memberikan perlindungan terhadap HIV/AIDS dan IMS.
- Suntik KB yang terdiri dari suntik 1 bulan kombinasi (mengandung medroxyprogesterone dan estradiol) dan suntik 3 bulan progestin (melepaskan hormon progestin ke dalam pembuluh darah). Kelebihan suntik KB ini adalah sangat efektif, mudah untuk berhenti, dan aman untuk semua ibu. Kekurangannya adalah tidak melindungi terhadap HIV/AIDS.
- Implan (susuk) adalah batang plastik berukuran kecil yang lentur, seukuran batang korek api, yang melepaskan progestin yang menyerupai hormon progesteron alami di tubuh perempuan. Kelebihan implan ini adalah mengurangi risiko penyakti panggul simptomatik dan aman untuk ibu menyusui. Sedangkan kekurangannya adalah tidak melindungi dari IMS dan jenis ini harus dihindari oleh wanita dengan penyakit tertentu.
- IUD (spiral) adalah salah satu jenis alat kontrasepsi bagi perempuan menyerupai huruf T dan penggunaannya dilakukan dengan cara dimasukkan ke dalam rahim. Kelebihan IUD adalah mencegah kehamilan hingga 99 persen, bisa digunakan oleh ibu menyusui, dan mengandung hormon yang meredakan gejala. Sedangkan kekurangannya jika IUD tidak berhasil akan mengakibatkan komplikasi kehamilan.
- Kondom adalah selubung/sarung karet yang berbentuk silinder dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu yang dipasang pada penis (dalam keadaan ereksi) saat hubungan seksual. Kelebihannya dapat mencegah IMS dan tidak mengganggu kesuburan. Sedangkan kekurangan nya adalah bahan lateks yang dapat menyebabkan alergi.
“Harapan diadakannya kegiatan tersebut adalah teredukasinya masyarakat sekitar yang berdampak kepada menurunnya angka kelahiran di Desa Sumberagung,” imbuh mahasiswa manajemen di akhir penyampaiannya. (*)
Penulis: Afan Alfayad
Editor: Binti Q. Masruroh