UNAIR NEWS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Periode 2 Universitas Airlangga (UNAIR) mendukung upaya cegah dan kendalikan stunting dengan mengadakan sosialisasi dan juga workshop. Tim Kelompok Karangwungu, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan menggelar sosialisasi stunting pada (28/7/2023).
Cegah Stunting bagi Ibu Muda
Sosialisasi tersebut berfokus kepada cantin (calon pengantin), ibu hamil, dan ibu dengan bayi baduta (bawah dua tahun). Harapannya acara tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman para orang tua mengenai pentingnya menjaga kesehatan anak, pencegahan stunting.
“Karena, melihat nafsu makan anak-anak di desa ini terbilang cukup rendah. Di samping itu, para orang tua, khususnya ibu-ibu yang kurang memiliki kesadaran untuk menjaga dan memperhatikan pentingnya gizi dalam makanan anak mereka,” katanya.
“Sehingga kami tertarik untuk mengangkat kegiatan ini (sosialisasi, Red) menjadi program kerja unggulan pada BBK periode 2,” imbuh Iqbal Maulana Nur Fadhillah (FISIP) selaku ketua kelompok.
Praktik Masak Makanan Cegah Stunting
Dalam sosialisasi dan pencegahan stunting itu, mereka mengonsep kegiatan tidak hanya berupa materi tentang bahaya stunting dan pencegahannya. Namun, kegiatan itu turut mempraktikkan secara langsung menu makanan bergizi yang baik untuk anak dan dapat mencegah stunting.
“Dalam sosialisasi ini, kami tidak hanya memaparkan deskripsi dan materi tentang stunting. Tetapi juga berbagi informasi terkait menu yang dapat mencegah stunting dalam demo masak. Karena, kebetulan salah seorang anggota tim bidang garap kesehatan kita ada yang berasal dari prodi gizi,” ucap Afina Wisesa (FKM) selaku penanggung jawab kegiatan.
Sehingga warga bisa membuat menu yang praktis, gampang, penggunaan bahan-bahan yang terjangkau, dan mengandung gizi yang tinggi. Ibu-ibu di desa lagi ada alasan malas atau tidak mengerti cara membuat makanan yang sehat dan bergizi bagi anak-anaknya.
Kelompok tersebut juga membuat resep Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Termasuk camilan sehat sendiri dengan menyesuaikan kemampuan warga di desa tersebut. Mereka memperhatikan keterjangkauan harga bahan-bahan yang diperlukan, serta kesederhanaan alat-alat yang digunakan.
“Meski dengan bahan dan alat yang sederhana, namun kami tetap memperhatikan makanan yang kaya akan gizi,” sambungnya.
Iqbal juga menjelaskan bahwa kelompok mereka melakukan demo masak bubur tim sebagai MPASI dan camilan sehat berupa puding labu. Menu tersebut dapat menggantikan segala bentuk makanan instan yang diberikan kepada anak, terutama bayi baduta.
Harapan Mereka bagi Warga Karangwungu
Meskipun dalam menjalankan program tersebut tidak semulus harapan mereka, kelompok ini tetap berusaha memberikan yang terbaik dari ilmu yang mereka miliki kepada desa tersebut. Sehingga harapannya angka stunting di desa Karangwungu dapat menurun hingga mencapai zero stunting sesuai harapan Indonesia sehat.
“Meskipun awalnya acara ini berjalan tidak sesuai rundown yang kami tetapkan dan banyak tamu undangan yang berhalangan untuk hadir. Namun kami berharap kegiatan yang kami lakukan di desa ini dapat berdampak bagi warga disini dan warga yang hadir dalam acara tersebut juga bisa menyalurkan ilmu yang mereka dapat kepada warga yang belum berkesempatan untuk hadir,” tutupnya.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria