Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa KKN Kabat Ubah Sampah Jadi Pupuk Cair 

Suasana Pembuatan Pupuk Cair oleh Mahasiswa KKN UNAIR (sumber: istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa KKN BBK Periode 2 Universitas Airlangga Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, mengadakan program kerja yang berfokus pada sektor lingkungan. Bersama dengan warga, mereka mengolah sampah organik menjadi pupuk cair.

Salah seorang anggota KKN Siti Nur Aisyah mengatakan, Program Education on Managing Organic Waste into Organic Liquid Fertilizer berfokus pada bidang lingkungan. Mereka mengajak karang taruna Dusun Krajan mengolah sampah organik menjadi pupuk cair. Sosialisasi dan pembuatan pupuk organik cair berlangsung pada Minggu (30/7/2023). 

“Hal menarik dari proker ini adalah pupuk yang dihasilkan berupa cairan. Pupuk tersebut lebih praktis digunakan karena penggunaannya hanya perlu disemprot ke tanaman,” katanya.

Siti menjelaskan, pengenalan cara pembuatan pupuk mereka lakukan dengan menggunakan poster yang atraktif. Selanjutnya, kelompok KKN BBK 2 mendemonstrasikan langsung prosedur pembuatan menggunakan alat dan bahan.

“Sehabis itu, Karang taruna langsung ikut memperagakan langsung pembuatan pupuk cari tersebut dengan bantuan dan arahan tim BBK 2 UNAIR Macanputih,” katanya.

Inovasi tersebut terpilih karena hingga saat ini desa belum memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah. Sehingga masyarakat memilih untuk memusnahkan sampah tersebut dengan cara dibakar yang menyebabkan polusi udara.

Potret Mahasiswa KKN BBK 2 Desa Macanputih, Banyuwangi (sumber: istimewa)

Pembuatan Pupuk

Siapkan alat dan bahan gula 10 gram, EM4 10 ml, air 1 liter, sampah organik hingga 250 gram. Pertama, potong kecil terlebih dahulu sampah rumah tangga. Kedua, buat larutan pengurai dengan mencampurkan gula, air dan EM4. Ketiga, masukkan sampah rumah tangga ke dalam bak kompos yang di.

Masukkan ke botol 1,5 Liter dan simpan ditempat teduh. Tunggu hingga larutan tersebut terfermentasi selama dua minggu. Sebagai tahap akhir, saring larutan tersebut dan pupuk cair siap digunakan untuk diimplementasikan pada tanaman yang membutuhkan.

Siti berharap lewat pendekatan tersebut, masyarakat akan mengubah pengelolaan sampah organik yang lebih ramah lingkungan dan bermanfaat. Pupuk cair tersebut dapat digunakan sebagai produk penyubur tanaman dan tanah di wilayah tersebut.

“Harapannya dapat menginspirasi orang lain agar dapat memanfaatkan sampah organik menjadi produk yang memiliki nilai guna,” harapnya.

Karena proker tersebut menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat di Desa Macanputih dan mengurangi sampah yang ada. 

Penulis: Monika Astria Br Gultom

Editor: Feri Fenoria