UNAIR NEWS – Permasalahan stunting kini menjadi salah satu isu prioritas Nasional. Untuk itu, KKN BBM UNAIR periode 66 menjadikan isu stunting sebagai salah satu permasalahan yang harus dapat dipecahkan. Selaras dengan hal tersebut, tim KKN BBM Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi mengusung program dengan tajuk “SEGA GARING: Sosialisasi Kedungwungu Sigap Tanggap Stunting”.
Saat diwawancarai pihak UNAIR NEWS pada Sabtu, (23/7/2022) ketua kelompok KKN, Iqbal Maliyin mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR mengungkapkan bahwa program kerja yang mereka usung merupakan representatif dari permasalahan empat sektor mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lingkungan.
“Untuk kesehatan ada sosialisasi hidup sehat cuci tangan, sosialisasi TBC dan juga sosialisasi stunting, untuk pendidikan ada edukasi cita – cita, fun learning dan edukasi kekerasan seksual, untuk ekonomi ada pendampingan UMKM tas anyaman, dan untuk lingkungan ada edukasi pengolahan kembali sampah jagung menjadi prakarya,” tuturnya.
Dari beberapa program tersebut, sambung Iqbal, program SEGA GARING menjadi salah satu program unggulan karena selaras dengan tujuan UNAIR serta sesuai dengan permasalahan yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
“Hal tersebut dikarenakan angka yang cukup tinggi pada Kabupaten Banyuwangi dan pada prinsip kerjanya ialah Zero Stunting sehingga kami mengupayakan bagaimana dengan sosialisasi tersebut dapat membantu Kabupaten Banyuwangi,” ujarnya.
Kegiatan SEGA GARING dilaksanakan di balai desa Kedungwungu dengan menyasar ibu PKK, kader posyandu dan perangkat desa setempat. Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan bahwa dalam sosialisasi stunting mereka memfokuskan pada standarisasi pengukuran balita oleh kader posyandu.
Tak hanya itu, dengan melihat potensi banyaknya buah naga di desa Kedungwungu dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan penunjang gizi pada balita. “Kelompok kami menggunakan bahan makanan lele dan juga kangkung untuk dijadikan sebagai nugget. Serta adanya komoditas buah naga kami manfaatkan sebagai pudding,” ujarnya.
Menanggapi kegiatan tersebut, Iqbal mengaku sangat senang karena dapat menambah pengetahuan mengenai stunting di Desa Kedungwungu dan bangga terhadap kelompoknya karena dapat berbagi pengetahuan dengan warga. Kedepannya, Iqbal berharap ilmu yang telah mereka bagikan dapat memberikan berkah terhadap lingkungan sekitarnya.
Penulis: Indah Ayu Afsari
Editor: Nuri Hermawan