UNAIR NEWS – Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) selalu berkomitmen dalam membekali mahasiswa terkait pendidikan konservasi satwa liar. Salah satunya melalui stase patologi veteriner yang menghadirkan praktisi dari Yayasan Jaringan Satwa Indonesia (JSI-JAAN). Pada kegiatan tersebut mahasiswa akan mendapat ilmu dan melaksanakan praktikum penanganan satwa laut terdampar. Kegiatan berlangsung pada Kamis (26/9/2024) hingga Jumat (27/9/2024).
Satwa Laut Terdampar Hidup
Site Manager Yayasan Jaringan Satwa Indonesia (JSI-JAAN), Drh Deny Rahmadani MSi mengatakan hewan laut yang seringkali terdampar adalah penyu, paus, dugong, dan lumba-lumba. Mereka kadang terdampar hingga daratan pesisir atau terjebak pada perairan dangkal. Tim penyelamat wajib mengamati kondisi satwa dan lokasi sekitar hewan yang terduga terdampar.
Selain itu, tim juga harus menghimpun informasi awal serta memastikan bahwa kondisi sekitar lokasi terdampar sudah steril dari satwa lain. “Penting diperhatikan jika pada daerah padang lamun perairan dangkal. Jika memang ada dugong itu bukan terdampar. Tapi karena kawasan tersebut memang tempat dugong mencari makan,” katanya
Drh Deny menjelaskan bahwa setelah melakukan pengamatan, satwa harus didekati secara perlahan dari arah samping dan hindari daerah mulut, sirip, dan ekor. Untuk handling, posisikan tubuh berada di antara sirip dada dan ekor. Jika satwa masih berada di air, bantu agar satwa tetap mengapung dengan menjaga lubang pernafasan tetap berada di atas air.
Penyelamat juga harus memastikan bahwa lubang pernafasan dan mata tidak kemasukan air, pasir, debu, atau benda asing. “Jangan sentuh area lubang pernafasan dan hindari menyentuh satwa secara berlebihan. Tetap sirami tubuh dengan ai dan harus berhati-hati menjaga agar air tidak masuk ke lubang pernafasan satwa,” jelasnya.
Satwa Laut Terdampar Mati
Drh Deny menyebut jika satwa laut telah mengalami kematian. Pemusnahan menjadi pilihan untuk menjaga pencemaran lingkungan dari bahan organik patogen. Penentuan metode pemusnahan bangkai dapat menggunakan metode penguburan darat, penenggelaman, atau pembakaran. “Pastikan lakukan pembedahan ataupun pengeluaran intestinal bangkai. Proses pembusukan dapat menumpuk gas yang menyebabkan ledakan,” tuturnya.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Edwin Fatahuddin