Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi Sabet 2 Juara Nasional

UNAIR NEWS – Prestasi membanggakan kembali datang dari mahasiswa jurusan Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga. Prestasi itu berupa Gold Medal Essay Competition dan Bronze medal poster Competition oleh Lembaga Setara Prisma Nusantara, Nusa Tenggara Barat. Prestasi tersebut merupakan buah karya inovasi dari tim yang beranggotakan Lalu Jihad Al Jazeera, Rangga A. Prastika, M. Kalimanjaro, Reuben J. Paulus, dan Bintang Adji Jihad dengan dosen pembimbing penelitian Tahta Amrillah SSi MSc PhD.

Kepada UNAIR NEWS (25/4/2023), Jihad selaku ketua tim memaparkan bahwa mereka mengangkat topik penelitian dengan judul BenOver: Biodegradable patch nanopartikel silver dan kulit udang serta jerami padi untuk menangani luka terbuka. Penelitian itu merupakan upaya mendukung Indonesia emas 2045.

Jihad mengatakan pemilihan bahan dasarnya, yakni limbah Jerami, kulit udang dan kubis. Penggunaannya sebagai bahan dasar membrane UNLC/SS nantinya akan bermanfaat untuk backlayer dari “BenOver”. Sedangkan pada bagian drug reservoir, sambungnya, dari “BenOver” akan menggunakan daun kenitu, dan pada bagian tengahnya atau rate controlling membrane “BenOver” akan menggunakan Chi-PVA AgNP yang mana Chi-PVA dipilih menggunakan limbah kulit udang sementara AgNP disintesis melalui limbah kubis.

“Limbah kubis yang melimpah diubah menjadi AgNP sehingga memiliki sifat antibakteri yang sangat baik. Sementara daun kenitu sebagai drug reservoir bermanfaat sebagai anti inflamasi,” ungkap mahasiswa jurusan Rekayasa Nanoteknologi tersebut.

Ia mengatakan limbah Jerami untuk UNLC/SS memiliki sudut kontak pada surface yang lebih dari 90 derajat sehingga memiliki sifat hidrofobik. Selain itu semua bahan “BenOver” memiliki sifat yang hidrofobik hingga ukuran pori pada bio fiber tersebut juga dapat terkontrol agar efektif dalam menangani luka. 

Menurutnya, gagasan itu berangkat dari kesadaran akan peningkatan produksi limbah pangan dan limbah sayuran. Utamanya produksi limbah udang yang mencapai mencapai 1.43 juta ton per tahun.

“Hadirnya ide yang kami gagas ini, tidak terlepas dari segi komersialisasinya sehingga selain menyelesaikan masalah lingkungan dan kesehatan, produk ini tentunya juga bisa menyelesaikan atau membangun kembali sektor ekonomi di Indonesia,” jelas jihad.

Mengenalkan Rekayasa Nanoteknologi

Ia mengatakan kesulitan utama mengikuti kompetisi Mandalika Essay Competition 2 yaitu pada saat memperkenalkan bahan nanoteknologi material yang merupakan teknologi baru dan masih sangat minim pemahamannya di kalangan umum.

“Saat itu, kami berusaha menggunakan bahasa yang mudah agar pada penjelasannya dapat secara detail tersampaikan. Kami berharap pemahaman mengenai nanoteknologi dapat terkenal di kalangan masyarakat sehingga nantinya dapat menghasilkan ide-ide baru yang tidak kalah menarik dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia,” tuturnya. (*)

Penulis: Dhurriah Zain

Editor: Khefti Al Mawalia