Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa S2 UNAIR Bagikan Hasil Penelitian Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Lingkungan

Dewi Karina Purnomo ketika memperoleh sertifikat apresiasi konferensi SAFE Network. (Sumber: Dewi Karina Purnomo)
Dewi Karina Purnomo ketika memperoleh sertifikat apresiasi konferensi SAFE Network. (Sumber: Dewi Karina Purnomo)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi FEB UNAIR mengikuti kegiatan konferensi SAFE Network yang bekerja sama dengan Universitas Andalas dan Maejo University, Thailand. Dewi Karina Purnomo sebagai penggagas ide mempresentasikan gagasannya di Chiang Mai, Thailand pada Minggu-Senin (28-29/5/2023). Gagasan yang Karina angkat berjudul The Relationship between CO2 Emissions and Economic Growth in Indonesia. Alasan Karina mengangkat gagasan tersebut kepada masyarakat dunia adalah minimnya penelitian tentang pengaruh emisi gas rumah kaca terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Penelitian tentang gimana pengaruh GHG Emissions terhadap pertumbuhan ekonomi itu minim banget. Jadilah aku berusaha untuk bikin penelitian ini, dengan harapan bisa jadi literatur tambahan untuk R&D kedepannya,” jelas Karina.

Meningkatnya Emisi Gas Rumah Kaca

Karina melihat bahwa emisi gas rumah kaca meningkat akhir-akhir ini, bahkan diprediksi akan meningkat pada beberapa tahun ke depan. Peningkatan tersebut juga tidak dapat terlepas dari kegiatan ekonomi yang selalu berjalan. Apalagi, Indonesia sebagai negara berkembang. Dia memandang bahwa pertumbuhan ekonomi dan kondisi lingkungan harus berjalan secara seimbang.

“Akan sangat sulit buat sebuah negara untuk milih mau memperbaiki perekonomiannya atau kondisi lingkungannya, bahkan menurutku itu bukan sebuah pilihan. Jadi dua-duanya harus berjalan dengan selaras. Karena kalau ga seimbang, dan kondisi lingkungan jadi rusak, pertumbuhan ekonomi juga bakal terhambat,” katanya.

Sebelum Karina mempresentasikan gagasannya di Thailand, dia mengikuti seleksi abstrak terlebih dahulu. Setelah abstrak di-review dan dinyatakan sesuai dengan topik, Karina memperoleh LOA (Letter of Acceptance) sebagai pintu selanjutnya untuk mengirimkan hasil tulisan. Tulisan tersebut Karina presentasikan bersama Dr Mia Bella R Fresnido dari Central Bicol State University of Agriculture, Philippines.

“Untuk proses lebih lanjutnya bisa publikasi ke jurnal Scopus masih dalam proses. Tentunya sebelum dipublikasi nanti melalui revisi-revisi juga,” lengkap Karina.

Melalui tulisannya, Karina berharap agar Indonesia dapat menerapkan teknologi ramah lingkungan. Itu disebabkan atas hasil penelitian yang Karina lakukan.

“Karena hasil penelitian menunjukkan kalau sejauh ini, di Indonesia masih banyak kegiatan perekonomian yang berpotensi merusak lingkungan. Walau peralihannya pelan-pelan, tapi pasti peralihan akan bermanfaat banget untuk kedepannya,” jelas Karina.

Proses Penelitian

Selama melakukan penelitian, hambatan paling besar yang terjadi pada Karina adalah proses penelitian. Karina mengeluhkan proses penelitian yang panjang, yaitu sejak perumusan gagasan, pengumpulan literatur, pengolahan data, sampai penarikan kesimpulan.

“Banyak trial and error yang dilakuin. Bahkan ngumpulin data yang ngga lengkap pun jadi struggle tersendiri buat aku,” kata Karina.

Meski demikian, Karina berhasil melakukan penelitian dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Dia berpesan kepada mahasiswa untuk sering membaca artikel, buku, berita, bahkan postingan di media sosial yang dapat menjadi sarana memperoleh informasi dan penelitian. Karina juga menyampaikan agar mahasiswa tidak mudah menyerah ketika menemukan permasalahan saat proses penelitian.

“Yang pasti, harus berkomitmen dan jangan mudah menyerah. Kalau nemu kesulitan di tengah-tengah proses penelitian jangan ragu buat tanya-tanya ke dosen atau teman dan cari alternatif pemecahan, hehe. Semangat!” tutup Karina. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh