UNAIR NEWS – .Mahasiswa Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Banyuwangi berhasil menyabet gelar Juara I dalam bidang speech pada ajang English Contest 2023 yang bertema “Nurture Your Passion, Define Your Future”. Mahasiswa tersebut adalah Kezia Catherine Siswokodari program studi Kesehatan Masyarakat SIKIA.
Inisiator kompetisi itu adalah Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Institut Pendidikan Indonesia (IPI). Ajang tersebut merupakan kompetisi tahunan yang berupa daring pada Sabtu (25/2/2023) hingga Kamis (2/3/2023).
Kezia mengaku sangat kaget dan bangganya atas capaian prestasi itu, juara I bidang speech. Walau pengalaman kali pertama, Kezia berhasil menggeser posisi juara bertahan pada gelaran kompetisi sebelumnya.
“Pastinya campur aduk. Senang, tapi juga nggak percaya dan sampai nangis juga mengingat ini lomba pertamaku. Ga nyangka juga bisa menang soalnya tahun-tahun lalu juara bertahannya selalu dari Universitas Indonesia,” ungkapnya.
Angkat Speech Berjudul “Talent, Is It Nature or Nurture?”
Kezia menuturkan dalam speech, peserta harus mengumpulkan naskah pidato beserta referensi dengan tingkat similarities tidak boleh lebih dari 30 persen. Lalu, peserta akan mengumpulkan video melalui link YouTube dengan harus berdurasi 7 menit. Juri utama lomba kategori speech mahasiswa adalah William Carrel Otto, seorang akademisi Australia.
“Yang dinilai dari videonya, kesesuaian dengan tema, pengucapan, penekanan kata, kefasihan, tatapan mata kepada penonton, serta yang paling penting adalah dapat meninggalkan kesan dan pesan yang menyentuh,” katanya.
Dengan mengambil topik “Talent: Is it Innate or do we create it?”, mahasiswa angkatan 2022 tersebut teringat ospek tahun lalu yang sempat membahas hal yang sama dan itu menarik perhatiannya. Kezia ingin orang-orang tau bahwa keduanya, baik Nature maupun Nurture, itu berperan penting. Karena, orang berbakat sejak lahir sekalipun pasti membutuhkan banyak latihan.
“Lalu, dari situ saya mengangkat sebuah Judul ‘Talent, Is It Nature or Nurture?’ Yang membahas apakah bakat itu alami sejak lahir atau diciptakan lewat kerja keras,” tuturnya.
Problem Konsep Bakat Masyarakat
Kezia mengangkat judul tersebut karena menurutnya banyak orang menyerah pada awal. Karena, mereka berpikir bahwa bakat hanya milik orang-orang yang lahir istimewa.
Bakat yang tidak terpupuk akan mati dan sia-sia. Bahkan, jika ada orang yang merasa bahwa ia tidak memiliki bakat apapun sejak lahir, sebenarnya mereka bisa menemukannya lewat usaha, dedikasi, dan kegigihannya.
Banyaknya tantangan berhasil terlalui berkat mempelajari juara pada tahun sebelumnya.
Selain itu, Kezia menaklukan ketakutan pada dirinya sendiri karena kurang percaya diri. Kesulitan lainnya saat pembuatan naskah yang harus brainstorming dulu. Lalu, saat take video, saya take berkali-kali sehabis kuliah karena saya agak perfeksionis.
“Saya juga minder karena melihat peserta lain yang set up dan visual videonya bagus, sedangkan kamera hp saya agak nge-blur,” ucapnya.
“Sebenarnya sempet ga mau daftar sih. Tapi, karena keinget ada lagu yang bilang if you never try how would we know. Jadi, saya bilang ke diri saya sendiri ‘menang atau kalah’ gasin aja deh,” ungkapnya.
Kezia berharap pada masa yang akan datang terus memupuk rasa percaya diri yang terus meningkat. Salah satunya dengan mengikuti lomba pidato terus menerus. Terutama dengan kompetisi yang berkesempatan datang secara langsung.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Mahasiswa FH UNAIR Juara 2 Piala Bergilir Mahkamah Konstitusi
Program GEMA RAMAH Mahasiswa UNAIR Berhasil Sabet Juara Kompetisi Nasional