Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa SIKIA UNAIR Teliti Kejadian Hipertensi Suku Osing

Salah satu Tim PKM RSH dari SIKIA UNAIR Banyuwangi yang didanai oleh DIKTI tahun 2023 (Sumber: Istimewa)

UNAIR NEWS – Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi yang disebabkan beberapa faktor seperti pola konsumsi dan asupan nutrisi penderita. Pangan tinggi lemak, tinggi natrium, dan kurang serat ditengarai menjadi biang hipertensi. Pola makan telah kebiasaan konsumsi dalam suatu komunitas. Di wilayah Banyuwangi budaya konsumsi pangan tertentu pada Suku Osing memiliki catatan angka hipertensi tinggi di wilayah itu. 

Keterkaitan tersebut menjadi daya tarik bagi Dimas Ahmad Nurullah Subekti, Wulan Syarani Asdam, dan Firrial Eksa Maulidania Putri untuk menelusuri pola konstruksi sosial yang membangun kejadian tersebut. Mereka juga mendapatkan pendanaan lewat Program Kreativitas Mahasiswa skema Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH).

Teliti Hubungan Hipertensi dan Pola Makan Suku Osing

Ketua Tim PKM, Dimas Ahmad Nurullah Subekti mengatakan riset dilakukan selama 4 bulan mulai dari Juni hingga September 2023 dengan lokasi riset Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi. Mereka menyasar 15 responden dengan kriteria penderita hipertensi grade, hipertensi grade 2, dan masyarakat dengan tekanan darah normal. Riset tersebut merupakan penelitian kualitatif dengan desain eksploratif yang menggunakan studi konstruksi sosial yang mengadaptasi teori Peter L. Berger. 

“Pengumpulan datanya menggunakan metode in-depth interview bersama informan yang sudah ditentukan sebelumnya,” katanya. 

Data dianalisis dengan teknik analisis tematik untuk mengurangi subjektivitas dan bias. Tim peneliti menggunakan software Atlas.ti untuk menemukan tema besar dari hasil interview. Dalam  memperkuat data pola konsumsi tersebut, mereka menggunakan analisis food recall untuk mengetahui asupan zat gizi masyarakat yang memicu kejadian hipertensi. 

“Data food recall kemudian diolah dengan menggunakan software nutrisurvey,” tutur mahasiswa Kesehatan Masyarakat SIKIA angkatan 2020 tersebut. 

Temuan Konstruksi Sosial

Dari penelitian itu ditemukan konstruksi sosial terbentuk akibat paradigma sakit dan pengaruh halal dan haram dari sudut pandang agama islam. Preferensi pilihan makanan seperti cita rasa, proses pemasakan dan penyimpanan pangan juga mempengaruhi terbentuknya konstruksi sosial. Terkuak dengan ditemukannya perbedaan pola konsumsi dan asupan makanan tinggi lemak dan rendah serat yang dikonsumsi oleh masyarakat. 

“Terdapat perbedaan pola konsumsi dan asupan makan antar masyarakat bertekanan darah normal, hipertensi grade 1 maupun masyarakat hipertensi grade 2,” sebutnya.

Mereka menganjurkan masyarakat Desa Kemiren mengatur pola makan. Masyarakat dapat meningkatkan frekuensi konsumsi serat seperti sayur dan buah. Mereka juga harus mengurangi frekuensi konsumsi makanan asin dan makanan berlemak yang dapat memicu hipertensi. Dari segi budaya, masyarakat yang sudah menderita hipertensi dapat mengurangi porsi atau takaran minyak dan garam dalam resep makanannya. Sedangkan dari segi konstruksi sosial, masyarakat dapat diedukasi dan diberikan pengertian agar berstigma positif dan berparadigma sehat.

“Agar stigma yang berkembang di masyarakat dapat digantikan dengan stigma positif dan beralih ke paradigma sehat,” ujarnya. 

Rekomendasi Policy Brief Kesehatan Berbasis Budaya dan Keagamaan

Tim peneliti merekomendasikan temuan konstruksi sosial terimplementasikan dalam policy brief yang ditujukan kepada dinas kesehatan, Pemerintah Desa Kemiren, serta pemangku kebijakan daerah setempat. Stakeholder itu harus melakukan pendekatan kesehatan yang berbasis budaya dan keagamaan. Terakhir mereka berharap riset tersebut menjadi acuan untuk peneliti lain mengembangkan potensi ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi masyarakat. 

“Tentunya kami berharap riset ini dapat bermanfaat bagi masyarakat suku osing, pemerintah desa kemiren, dan pemerintah kabupaten banyuwangi untuk dikembangkan menjadi suatu kebijakan kesehatan,” tutupnya. 

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria