UNAIR NEWS – Rantai pasok pengiriman produk farmasi sangat penting. Terlebih dalam memastikan obat-obatan dan produk farmasi lainnya agar dapat mencapai pasien dengan aman dan efisien. Melihat hal itu, mahasiswa Teknik Industri UNAIR melakukan penelitian tentang Upaya Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok Produk Farmasi Melalui Sistem Terpusat yang Disruptif.
Kepada UNAIR NEWS (17/4/2023), Valen selaku perwakilan kelompok menjelaskan tentang bentuk rantai pasok modern berbasis data. Menurutnya, dari temuan belakangan ini, hal itu dapat membantu menangani berbagai kasus pada rantai pasok.
“Visibilitas semacam itu memastikan rantai pasokan modern untuk meningkatkan operasional kinerja. Selain itu juga wawasan real-time di seluruh rantai pengiriman juga komunikasi yang tinggi,” ujarnya mahasiswa teknik industri itu.
Baginya, penyusunan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) di Indonesia belum optimal. Umumnya, perencanaan menggunakan formulir RKO berdasar pada konsumsi. Selain itu, sambungnya, juga penggunaan sebelumnya tanpa mengantisipasi kebutuhan dinamis terkait perubahan pola penyakit atau peningkatan cakupan program.
“Itu seringkali menyebabkan ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan yang mengakibatkan tidak meratanya distribusi alkes dan obat antara pusat dan daerah,” ucap Valen.
Mudahnya kerusakan obat-obatan tertentu menjadi tantangan bagi perusahaan farmasi. Oleh karena itu, rantai pasok farmasi memerlukan sistem manajemen yang baik dan terintegrasi, serta standar operasional yang ketat untuk memastikan keselamatan dan efisiensi pengiriman produk farmasi.
Transportation Pipeline System
Lanjutnya, salah satu moda transportasi yang dapat mengefisienkan distribusi obat-obatan ialah Transportation Pipeline System. Sistem transportasi pipa merupakan sistem yang menggunakan rute standar. Hal tersebut dengan mengumpulkan pengiriman dari beberapa titik distribusi ke dalam satu pengiriman yang lebih besar.
“Farmasi dan penyedia layanan logistik pihak ketiga biasanya menggunakan truk untuk mengambil pengiriman-pengiriman kecil. Terlebih dari berbagai titik distribusi dan mengirimkannya melalui rute standar tersebut,” tambahnya.
Menurutnya, teknologi yang dapat diterapkan dalam jaringan rantai pasok produk farmasi adalah E-Logistic Software berbasis website dengan konsep OGP (One Gate Policy) yaitu suatu sistem untuk memantau distribusi dan ketersediaan obat melalui satu pintu. Di mana sistem pelaporan ketersediaan dan pendistribusian obat akan terpantau melalui sistem online yang terpusat
“E-Logistic Software tentu memanfaatkan beberapa teknologi “smart logistics”, seperti Cyber-physical Systems (CPS). Melalui data real-time yang lebih akurat dengan dukungan CPS, distributor dapat beradaptasi dengan sistem inventory management yang lebih fleksibel,” jelasnya.
Sebagai tambahan, tim dari penelitian tersebut adalah Tozati Intan Ramadhani (162012533023), Valencia Tesalonika (162012533039), Faishal Azka Cahyo Anggono (162012533065), Muhammad Wildan Termydzy (162012533069), Jessica Mawar Putri (162012533084).
Penulis: Afrizal Naufal Ghani
Editor: Nuri Hermawan
Baca Juga: Mahasiswa FTMM UNAIR Kembali Ukir Prestasi Internasional