Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Bagi Pengalaman Jalani Magang Bersertifikat Kebudayaan

Hilman dkk saat berkegiatan dalam program MBK (foto: Hilman)

UNAIR NEWS – Hilman Fauzan, mahasiswa Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos ke program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK) di BPK Wilayah X. Magang tersebut Ia jalani terhitung sejak September hingga Desember 2024. 

Hilman bercerita bahwa ia memilih mengikuti magang bersertifikat kebudayaan karena ingin berfokus kepada pelestarian budaya terutama objek-objek warisan budaya baik benda maupun tak benda. Ia bercerita bahwa proses seleksi magang sebenarnya tidak berlangsung mudah. Butuh perjuangan mulai dari tahapan membuat essay kemudian menyiapkan portofolio. Beruntung pengalamannya sebagai mahasiswa yang selalu aktif dalam mendalami ilmu sejarah membawa Hilman lolos seleksi magang. 

Hilman saat melakukan kegiatan konservasi Cagar Budaya Candi Ijo (foto: Hilman)

Asisten Pendata Cagar Budaya

Selama menjadi asisten pendata cagar budaya. Hilman bertugas mengobservasi dan mendata keseluruhan cagar budaya yang ada di wilayah kabupaten Bantul. Bentuk cagar budaya tersebut meliputi benda, bangunan, dan situs. Termasuk juga kawasan yang perlu pemerintah perhatikan serta lestarikan. Tujuan lain dari pendataan cagar budaya ini untuk mengintegrasikan data dengan Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu (SPKT). 

“Pengalaman yang saya peroleh di sini cukup banyak dan bahkan tidak terpikirkan sebelumnya, seperti mengikuti beberapa kegiatan lapangan dalam konservasi cagar budaya di Candi Ijo, pengkajian cagar budaya seperti kegiatan nyungging wayang dan berkolaborasi dengan pihak eksternal,” ucapnya

Hilman sangat bersyukur karena dapat mengikuti program magang ini. Berbagai pengalaman, wawasan, serta skill baru ia dapatkan, mulai dari mendata, mengobservasi dan menganalisis benda serta public speaking. Pengalaman itu bisa menjadi bekal di masa mendatang untuknya. 

“Banyak ilmu baru yang saya dapatkan dan senang bertemu dengan pihak yang berperan penting dalam pelestarian cagar budaya, seperti tim ahli kemudian pamong budaya hingga dirjen kemdikbudristek yang memberikan banyak informasi seputar pelestarian budaya yang tidak ditemukan di buku, internet maupun di bangku kuliah jadi hanya bisa diambil sekali pada kegiatan tertentu itu,” jelasnya.

Penulis: Ersa Awwalul Hidayah

Editor: Edwin Fatahuddin