Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Bagikan Tips Cari Cuan Lewat Konten Makanan

UNAIR NEWS – Lebih dari sekedar menjadi sarana membangun relasi dan berkreasi, media sosial berperan dalam menghasilkan pekerjaan baru, yaitu seorang content creator. Tak ayal, profesi ini turut menjadi ladang penghasilan yang cukup menjanjikan. Salah satu jenis konten yang digemari oleh warganet adalah konten kuliner makanan.

Pada Jum’at (09/12/22) Dimas Angga Prayitno mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR), membagikan tips mendapatkan penghasilan dengan menjadi content creator makanan. Tips itu ia bagikan lewat akun Instagram @njajantok_sby . Dimas yang masih berstatus mahasiswa semester akhir itu mengaku, latar belakang pendidikannya sangat selaras dan membantu dalam konten yang ditekuni saat ini.

Laki-laki asal Surabaya itu mengawali karir food vlogger saat menjadi mahasiswa baru. Dimas merasa di empat tahun ke belakang, banyak teman-teman yang notabennya anak rantauan  yang menanyakan seputar kuliner di Surabaya pada dirinya. Dari situ Dimas tergugah untuk memberikan informasi kuliner di Surabaya melalui postingan instagram. Di situ pun belum terbesit pikiran untuk di-endorse.

“Terinspirasi kata bahasa Jawa njajan, biasanya ada ibu-ibu yang bilang ke anaknya sukanya njanjan tok ae. Nah dari situ kalimat yang tidak asing di telinga menurutku pas untuk nama user konten instagramku,” ungkap Dimas.

Tips Jadi Kreator Konten

Bukan hanya isapan jempol untuk menjadi food vlogger, tapi juga bukan menjadi hal yang tidak bisa dilakukan. Dimas membagikan beberapa tips awal mula menjadi content creator. Pertama, tentukan passion dan minat yang ingin ditekuni, setelah itu konsisten dari hal kecil dan hargai tiap kecil apa yang kamu usahakan. “Jika sekiranya kurang, coba terus dan jangan ragu untuk menanyakan saran pada orang-orang terdekat,” ucap Dimas.

Ciri khas juga menjadi unsur yang penting dalam membuat konten. Dimas menyebut dalam memberikan review makanan harus jujur, justru karakter yang unik itu akan muncul. Ia menggunakan kata rek dalam videonya. Namun, dalam pengucapan bahasa tetap menggunakan bahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh orang banyak. Lalu ada hal yang mungkin terdengar klise, yaitu jadi diri sendiri. “Tidak perlu berlebihan. Sesuaikan dengan pribadi masing-masing,” ucapnya.

Lalu, konsistensi juga menjadi hal yang sangat penting bagi seorang content creator. Ia juga tetap harus mencari referensi video serta berita trending yang menunjang kontennya. Selain itu, waktu bersama keluarga dan teman-teman juga harus dikorbankan oleh Dimas. Ia juga harus mengemas waktu dengan baik  antara bekerja dan kuliah. Dimas meyakini, setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya.

Ia menegaskan, dalam berkarir pasti ada lelah dan hal yang tidak mengenakkan. Tidak sedikit pula ada orang asing yang menghujat atau memberikan hate comment di postingannya. Bagi Dimas, tidak ada yang bisa mengontrol perkataan seseorang.

“Kita nggak bisa buat semua orang suka sama kita. It’s normal kalau pun memberikan komentar buruk yang masih standart tinggal hapus aja. Toh, haters dikasih panggung malah seneng,” ucap Dimas. (*)

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Binti Q. Masruroh