Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Bikin Alternatif Perekat Jaringan, Solusi Gangguan Membran Telinga

Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2025
Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2025 (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2025. Mereka adalah Dinar Rheina Rassendria, Abdul Manaf Isa, Christofer Theodore Kevin Hui (Teknik Biomedis), Fullan Ausati Putri Sri Trisna Dewi (Kedokteran Hewan), Maharani Gusti Putri Sinatria (Keperawatan). Pembimbing PKM mereka adalah Prof Dr Prihartini Widiyanti drg M Kes S Bio CCD (Teknik Biomedis). Mereka menggagas Inovasi Hydrogel Adhesive Berbasis Chitosan/Gelatin/Polyacrylamide dan Tannic Acid sebagai Kandidat Perekat Jaringan untuk Perbaikan Perforasi Membran Timpani.

Kelima mahasiswa UNAIR itu melakukan penelitian di Surabaya dan Malang. Idenya lahir dari kepedulian mereka terhadap tingginya angka gangguan pendengaran global yang banyak disebabkan oleh perforasi membran timpani, atau robekan pada gendang telinga.

Perforasi membran timpani merupakan salah satu penyebab paling umum gangguan pendengaran, dan kasusnya bisa menjadi kronis apabila tidak ditangani sejak dini. “Sayangnya, metode pengobatan saat ini seperti gel foam, lem fibrin, dan paper patch memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Karena daya rekatnya lemah, mudah terlepas, dan rentan terhadap infeksi. Sementara tindakan pembedahan seperti tympanoplasty pun memiliki keterbatasan. Misalnya ketersediaan jaringan cangkok dan risiko perforasi berulang,” jelas Rani.

Melihat tantangan tersebut, mereka mengembangkan inovasi hydrogel adhesive berbahan dasar chitosan, gelatin, polyacrylamide, dan tannic acid, yang dirancang untuk menjadi alternatif perekat jaringan tanpa jahitan. Hydrogel ini memiliki beberapa keunggulan sekaligus. Yaitu memiliki daya rekat tinggi, memiliki sifat antibakteri, menjaga kelembapan, dan biokompatibilitas yang mampu menunjang proses regenerasi jaringan membran timpani secara bertahap. Mulai dari migrasi epitel hingga pembentukan jaringan ikat dan mukosa.

“Inovasi ini kami rancang agar mampu meniru kondisi biologis alami membran timpani serta memberikan lingkungan yang kondusif bagi regenerasi jaringan. Tanpa harus mengandalkan teknik pembedahan invasif. Dengan harapan, dapat menjadi solusi non-bedah yang lebih efektif dan aman bagi pasien dengan perforasi akut,” tambah Rani.

Pada tahun lalu Rani juga mendapatkan kesempatan untuk menjuarai PIMNAS di tahun 2024. Pengalaman tersebut memberikan pelajaran berharga. Mulai dari bagaimana membangun riset yang kuat, menyusun data yang solid, hingga menyampaikan gagasan secara tepat sasaran. “Hal itu menjadi motivasi besar bagi kami untuk bisa kembali melangkah ke PIMNAS tahun ini, tentunya dengan karya yang tidak kalah inovatif,” ujar Rani.

Mereka berharap, inovasi hydrogel adhesive yang tengah ia dan tim kembangkan tidak hanya berakhir sebagai proyek riset, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata dalam bidang medis. Khususnya dalam penanganan gangguan pendengaran. “Target kami bukan hanya sampai lolos PIMNAS lagi, tapi juga bisa membawa pulang gelar juara. Kami juga ingin membuktikan bahwa anak muda bisa turut berkontribusi untuk solusi kesehatan yang lebih baik dan aplikatif, tambahnya,” harapnya.

Penulis: Arifatun Nazilah

Editor: Yulia Rohmawati