UNAIR NEWS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Periode 2 Universitas Airlangga (UNAIR) ciptakan sebuah aplikasi peta digital berbasis android bagi Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Aplikasi tersebut bernama “Klumutan’s Guidance” dengan bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi terkait lokasi-lokasi penting yang ada di desa tersebut.
Program kerja unggulan ini berlangsung pada (31/7/2023) sekaligus sosialisasi cara penggunaan dan serah terima aplikasi kepada perangkat desa. Sehingga aplikasi tersebut sudah menjadi hak milik desa itu.
Permudah Masyarakat dalam Menemukan suatu Lokasi
Beno Abriyan Syah selaku ketua sekaligus pencetus aplikasi tersebut mengatakan bahwa aplikasi ini dirancang karena melihat keresahan masyarakat terkait tempat dan lokasi penting yang ada di desa. Pasalnya, desa dengan enam dusun tersebut terbilang cukup luas sehingga membuat warga yang mampir ke dusun sebelah kesulitan menemukan lokasi di dusun yang bukan menjadi kawasan mereka.
“Kami mendengar banyak keluhan masyarakat disana terkait kesulitan mereka menemukan lokasi yang ada di desa. Contohnya saat seseorang dari dusun A sedang berada di dusun B dan mengalami kendala seperti ban bocor, atau kecelakaan. Kecenderungan warga di sana sulit menemukan orang yang tepat untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat,” jelasnya.
Aplikasi ini dirancang juga berbeda dengan aplikasi terdahulu sebelumnya. Pasalnya, Beno dan rekan-rekan juga sudah meriset terlebih dahulu hal apa saja yang hendak dimasukan kedalam fitur dan yang tidak. Sehingga kelompok ini dapat memenuhi target kepuasan dari desa tersebut.
“Setelah kami berdiskusi dengan perangkat desa, beberapa warga kurang berkenan apabila tempat atau lokasi tertentu diketahui oleh pendatang luar. Sehingga aplikasi ini yang membedakan dengan google maps pada umumnya,” katanya.
Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Application Programming Interface (API) Console Developer Google yang diintegrasikan dengan Realtime Database dan Cloud Storage Firebase. Lalu dikemas dalam aplikasi android dengan kemudahan pada sistem pengoperasiannya sehingga masyarakat desa agar tidak kebingungan menggunakan aplikasi tersebut.
“Aplikasi peta desa digital berbasis android ini hanya dibuat dalam waktu 5 hari. Dengan waktu yang singkat ini kami membuat aplikasi ini dari nol. Bahkan baru menemukan ide inovasi tersebut,” katanya.
Aplikasi Klumutan’s Guidance ini juga akan dikhususkan untuk ruang lingkup desa saja. Sehingga untuk mengakses aplikasi ini, mereka harus registrasi aplikasi terlebih dahulu. Dan nantinya perangkat desa akan menjadi host atau pengemudi yang memegang ahli fitur-fitur tersebut.
Menjadi Satu-satunya Desa dengan Aplikasi Digital
Melalui hadirnya aplikasi peta digital tersebut warga disana merasa bahagia dan bersyukur. Karena dengan kehadiran mahasiswa KKN UNAIR dapat mengatasi permasalahan yang sudah sejak lama namun belum terjawab. Mereka juga bersyukur dengan launching-nya aplikasi ini dapat mempermudah mereka melakukan kegiatan antar dusun.
Acara puncak perkenalan aplikasi tersebut dihadiri oleh perangkat desa diantaranya tiga pilar desa yaitu kepala desa, babinsa, dan babinkamtibmas. Lalu juga ada sekretaris desa, keuangan desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), dan seluruh kepala dusun desa Klumutan.
Dampak hadirnya aplikasi ini sangat besar, selain menjadi satu satunya desa yang memiliki peta desa digital. Hal ini juga menjawab masalah faktual kehidupan masyarakat sehari-hari.
“Nantinya pihak desa akan membagikan ke seluruh masyarakat desa sehingga lapisan elemen akan terkena dampak baik dari proker ini. Desa ini juga akan maju di bidang teknologi & digital, meningkatnya branding usaha mikro kecil & menengah, sistem pemerintahan desa yang semakin tertata,” jelasnya.
Rasa Bangga akan Pengabdian
Menjadi dampak yang bermanfaat bagi orang lain adalah bukti nyata peran kebaikan manusia di dunia. Pasalnya, Beno dan rekan yang bukan berasal dari mahasiswa yang bergerak langsung di bidang pembuatan aplikasi mampu menciptakan aplikasi yang bernilai bagi orang lain. Namun dengan skills yang mereka pelajari mampu menghasilkan aplikasi tersebut.
“Di teknik elektro FTMM UNAIR, saya konsentrasinya control system. Sehingga saya menguasai hardware, firmware, dan software. Dan dengan ilmu itu saya cukup berbidang dalam pembuatan aplikasi,”
Aplikasi ini juga menjadi branding UNAIR bahwa mahasiswa KKN UNAIR mampu menginovasikan suatu karya peta desa digital. Tidak hanya itu, mahasiswa UNAIR juga memiliki fakultas dengan skill mahasiswa yang sangat berkompeten.
“Warga disini sangat mengapresiasi kinerja kami di desa mereka. Namun, menjadi mahasiswa yang membawa manfaat bagi orang lain dan menjawab permasalahan mereka adalah kebanggaan bagi saya pribadi. Aplikasi boleh banyak di dunia ini, tapi pengabdian tanpa pamrih adalah pemenangnya,” tutupnya.
Penulis: Monika Astria Br Gultom
Editor: Feri Fenoria