Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Program BESTI PINTAR, Pastikan Keturcukupan Nutrisi Balita

Edukasi GIzi Anak bagi masyarakat Desa Jelun (Foto: Istimewa)
Edukasi GIzi Anak bagi masyarakat Desa Jelun (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kecukupan nutrisi menjadi kunci tumbuh kembang anak agar terhindar dari stunting. Suatu permasalahan kesehatan utama usia dini yang masih menghantui Indonesia. Dalam mengentaskan masalah tersebut, Tim PKL Kesehatan Masyarakat Desa Jelun menghadirkan program Balita Bebas Stunting dengan Pendidikan Intensif Nutrisi Teratur (BESTI PINTAR).

Mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi itu meningkatkan pemahaman dan keterampilan terkait gizi seimbang, cara memasak sehat, dan pembuatan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Kegiatan berlangsung mulai Selasa (7/1/2025) hingga Kamis (23/1/2025).

Gilang Avrilio Akbari mengatakan empat pilar gizi seimbang menjadi pertimbangan mengatur konsumsi makanan yang sehat. Anak harus mengonsumsi anekaragam pangan dan membiasakan perilaku hidup bersih. Dalam menjaga berat badan yang ideal dapat melakukan aktivitas fisik serta memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.

 Lomba Kreasi Makan Bergizi yang Diikuti Secara Berkelompok (Foto: Istimewa)
Lomba Kreasi Makan Bergizi yang Diikuti Secara Berkelompok (Foto: Istimewa)

Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa juga memberikan kesempatan peserta untuk berkonsultasi terkait permasalahan gizi. “Kegiatan edukasi bertujuan untuk mengukur dan menambah pengetahuan ibu-ibu yang datang dalam sosialisasi,” katanya. 

Gilang menyebut edukasi gizi berlanjut dengan workshop memasak. Menu utama yang menjadi topik adalah tata cara membuat menu sehat dan bergizi menggunakan bahan lokal. Banyuwangi kaya dengan kuliner khas yang memanjakan lidah. Dengan penyesuaian tertentu, maka dapat mendapatkan manfaat nilai gizi yang anak butuhkan.

Tim PKL Desa Jelun turut membuat kompetisi memasak untuk meningkatkan kemampuan kader mempersiapkan makanan bagi anak. “Menu makanan lombanya itu yang menentukan kelompok. Nah, makanan PMT (pendamping makanan tambahan) yang dibuat itu namanya pindang koyong, makanan tradisional khas banyuwangi,” imbuhnya.

Pindang Koyong menjadi salah satu makanan pilihan rumahan yang diolah menjadi PMT. Dalam seporsi makanan tersebut terkandung keseimbangan komposisi nutrisi. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan pencegahan stunting. Olahan yang tampak seperti nasi ikan kuah kuning itu juga praktis. Ketersediaan bahan olahan di lingkungan sekitar juga mudah masyarakat dapatkan.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Yulia Rohmawati