UNAIR NEWS – Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan alam bawah laut yang sangat besar. Berbagai biota laut hidup dan berkembang di perairan Nusantara ini. Namun, pengetahuan mengenai kondisi kemaritiman itu masih sangat kurang.
Hal ini terkait dengan lemahnya pendidikan kemaritiman di Indonesia, yang hingga saat ini belum ada metode maupun media yang memfasilitasi pembelajaran dengan menerapkan sistem kemaritiman. Padahal penerapan pembelajaran kemaritiman harusnya diawali dari usia dini agar dapat optimal, sehingga edukasi kemaritiman sejak dini sangat diperlukan demi terciptanya negara yang berbasis SDA pada maritim.
Berkaitan dengan persoalan itulah empat mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) menawarkan karya cipta sebuah sarana edukasi kemaritiman untuk usia dini menggunakan perangkat lunak permainan (software game) melalui piranti telepon genggam dengan sistem operasi android.
Dibawah bimbingan dosen mereka, Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si., keempat mahasiswa tersebut: Rusdiatin (ketua kelompok), dengan anggota Nur Wantika, M. Athoillah Sholahudin, dan Shobrina Silmi Qori’ Tartila, membuat Software game dengan judul “SNAIL (Snake and Invincible Ladder) Fishieries Education Games: Aplikasi Pengenalan Dunia Maritim pada Anak-Anak”.
Proposalnya tentang software ini berhasil lolos dari penilaian Dirjen Dikti pada Kemenristekdikti, yang kemudian memberinya dana pengembangan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) tahun 2016.
”Software ini kami harapkan tidak hanya sekedar sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bahan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan anak usia dini terkait dengan kemaritiman, khusunya tentang biota laut,” kata Rusdiatin dalam penjelasan resminya.
BERBASIS ANDROID
Ditambahkan oleh Rusdiatin, SNAIL merupakan sebuah game berbasis android yang dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ketika ingin bermain, pemain disuguhkan dengan dua tema background berbeda yang dapat dipilih. Tema tersebut terdiri dari laut dan terumbu karang.
Disamping memilih tema, pemain juga diharuskan memilih karakter dan jumlah karakter yang ingin dimainkan. Karakter tersebut antara lain: clawn fish, starfish, jellyfish dan crab. Ketika pemain memilih tema dan karakter sesuai dengan yang diinginkan, maka akan muncul sebuah informasi mengenai tema maupun karakter yang dipilih.
Game ini terdiri dari 100 bidak dengan jumlah ular 5 dan tangga 5. Cara menjalankan karakter dari game ini dengan kocok dadu. Ketika pemain sampai pada bagaian ular maupun tangga, pemain akan dihadapkan pada sebuah pertanyaan seputar maritim. Jika pemain berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, maka saat berada di tangga itu, pemain akan naik mengikuti tangga, sehingga perjalanan akan cepat selesai, dan jika pemain berada di bagian ular maka pemain tidak akan turun.
Namun, jika sebaliknya pemain tidak dapat menjawab soal maka ia akan tetap stay di tangga dan yang berada pada bagian ular maka pemain akan turun mengikuti bentuk ular tersebut. Begitu seterusnya seperti permainan ular-tangga (namun disini pada HP android), sampai permainan selesai.
Menurut Rusdiatin, SNAIL buatannya ini memiliki keuanggulan di bidang pendidikan maritim, yaitu memberikan sebuah pembelajaran mengenai kemaritiman pada anak. Tidak hanya pertanyaan seputar kemaritiman yang ditonjolkan, tetapi juga dari segi tampilan, background, dan karakter yang dapat menambah pengetahuan anak mengenai maritim.
”Dengan anak bermain game ini diharapkan para orang tua tidak perlu khawatir dan takut anaknya akan lalai atau lengah dengan tugas sekolahnya seperti pada game-game lain yang tidak memberikan manfaat pada anak. SNAIL dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang edukatif dan kreatif pada anak,” kata Rusdiatin. (*)
Editor: Bambang Bes